DPW
PPP Sumut Kutuk Keras Pemukulan Ustad Nursarianto
* LBH DPW PPP Sumut Diperintahkan
Beri Bantuan Hukum Bagi Ustad Korban Pemukulan
Medan, (IP)- Dewan Pimpinan Wilayah
(DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut mengutuk keras aksi
pemukulan ustad Nursarianto, kemarin, yang disinyalir dilakukan oleh oknum
bermata cipit, di Jalan Mandailing Medan.
Akibat dari pemukulan tersebut ustad
Nursarianto mengalami luka dan pendarahan. Dan itu kita anggap sebagai
perlakuan yang keji, sadis dan dan melanggar hukum.
"Kita minta aparat penegak
hukum agar segera mengambil tindakan hukum atas kasus ini. Ini bukan negara
bar- bar," ujar Ketua DPW PPP Sumut Drs. Yulizar Parlagutan Lubis, MPsi,
didampingi Sekertaris Jafaruddin Harahap Msi, Bendahara PPP Jonson Sihaloho
SHi, dan pengurus lainnya , di Medan, Jum'at (8/2).
Menurut Ketua PPP Sumut Yulizar
Parlagutan Lubis, kasus ini harus segera diproses sampai tuntas. Jangan sampai
ada ustad- ustad diperlakukan keji di negara yang berdasarkan hukum. Apalagi
ini dalam agenda nasional, atau tahun politik, ini bisa menciptakan situasi
yang tidak kondusif khususnya di Sumatera Utara.
"Kita akan tetap tampil di
depan untuk membela para ustad yang diperlakukan tidak sesuai dengan hukum.
Karena negara kita negara yang berlandaskan hukum, ingat negara ini bukan
negara bar- bar" tegas Ketua PPP Sumut Yulizar Parlagutan Lubis (Puli).
Bentuk dari kepedulian DPW PPP
Sumut, menurut Yulizar Parlagutan Lubis, sudah memerintahka LBH DPW PPP Sumut
agar menangani kasus pemukulan tersebut.
"Kita minta LBH DPW PPP untuk
menindak lanjuti kasus tersebut," ujar Ketua DPW PPP yang akrab dipanggil
Puli.
Sampai berita ini diterbitkan,
pantauan wartawan, kader dan simpatisan PPP sudah menemui ustad Nursarianto dan
ada yang sudah bersiaga untuk melakukan pembelaan di rumah ustad Nursarianto.
Sebab, ustad Nursarianto merupakan
pengurus DPW PPP Sumut dengan jabatan Wasek. majelis Pakar DPW PPP.
Adapun kronologis, kejadiannya sebagaimana yang sudah
dilansir media, seorang bermata sipit diduga memukul Ustad Nursarianto di Jalan
Mandailing, Medan, pada Kamis (7/2), sekitar pukul 17.00. Tak terima atas
perlakukan pelaku, korban melaporkan kasus ini ke Polsek Percut Sei Tuan,
Medan.
Hingga Kamis malam, Nursarianto bersama sejumlah warga
masih berada di Polsek Percut Sei Tuan. Polisi masih memproses pengaduan
Nursarianto.
Namun untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, proses
penanganan kasus ini dipindah ke Polrestabes Medan. Sumber yang layak dipercaya
menyebutkan, kedua pelaku sudah diamankan petugas.
Warga Jalan Mandailing dan sekitarnya sempat berkumpul di
sekitar ruko (rumah toko) milik pelaku di Jalan Pukat 1, Medan, namun pihak
berwajib bertindak cepat mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diiginkan.
Hingga Jumat dini hari (8/2), ratusan aparat masih berjaga-jaga di sekitar ruko
tersebut.
“Tolong bantu saya,” tulis Nursarianto di akun facebook-nya.
Ia juga memposting foto berpeci haji dengan luka di pelipis kiri berkucur
darah.
Luka tersebut sudah divisum di RS Haji Medan sebagai pelengkap laporan
ke polisi. Sejumlah kerabat dan warga tampak ikut mendampingi sang ustad selama
di visum dan sepanjang diperiksa pihak penyidik polsek.
Menurut Nursarianto, sore itu ia baru saja rapat dengan
guru-guru Madrasah Muhammadiyah di Jalan Mandailing, Kecamatan Bantan Timur,
Medan sebagai persiapan Pekan Olahraga dan Seni Diniyah.
Karena ada persyaratan yang tertinggal di rumah, dia izin pulang
sebentar mengambil berkas tersebut. Ketika melintas di Jalan Mandailing,
Nursarianto melihat seorang murid madrasah NU sedang dikejar anjing milik etnis
keturunan.
“Saya turun dari sepeda motor yang saya kendarai, dan menegur si
pemilik hewan agar tidak melepas anjingnya secara sembarangan,” ujar
Nursarianto.
Mendengar ucapan itu, si perempuan pemilik anjing menjawab,
“Anda siapanya?”
“Saya manusia yang enggak tega ada anak madrasah di kejar anjing
sampai ketakutan,” jawab Nursarianto.
Lalu, terjadilah adu mulut. Sejumlah warga pun coba melarai,
namun si pemilik anjing makin gusar.
Sesuai sasaran pemuda setempat, Nursarianto meninggalkan tempat
kejadian perkara (TKP). “Saya menghindar ke Jalan Mandala, tapi sepeda motor
saya terpaksa ditinggal di TKP untuk menunggu suasana reda,” katanya.
Ternyata tak lama kemudian, si perempuan datang bersama seorang
lelaki yang diduga anaknya, langsung menyerang Nursarianto. Disaksikan
sang ibu, lelaki bermata sipit itu memukul korban sehingga terjadi pendarahan
di sekitar pelipis kanan.
Warga berharap polisi bertindak profesional menangani kasus ini
sebab tindakan yang dilakukan pelaku merupakan bentuk aksi main hakim sendiri
dan potret arogansi.(GNT/Net)