PPP SUMUT BERGERAK BERSAMA RAKYAT--- Mau Dipublikasikan, Kami Harian_Indonesiapagi.Online Siap Hadir Untuk Anda. Terima Kasih. BUKTIKAN.....!---DIJUAL HP SECOND, MOBIL SECOND, DAN SEPEDA MOTOR SECOND MURAHHH....HUB:085837686014---MAU BERDISKUSI TENTANG JURNALIS, POLITIK DAN AGAMA HUBUNGI MAHASISWA S3 PPs UIN SUMUT SUASANA NIKMAT GINTING, MA DI NOMOR HP 081396100099---KESEHATAN ITU PALING UTAMA. JAGA KESEHATAN DENGAN MADU HITAM" SILAHKAN PASANG IKLAN BARIS ANDA DI SINI, HUB. Hp: 081396100099

Senin, 15 Oktober 2018

Pelaksanaan Komunikasi Interpersonal Kepala Madrasah dengan Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Menciptakan Iklim Kerja MA Alhikmah Tebingtinggi


PELAKSANAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KEPALA MADRASAH DENGAN
TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
DALAM MENCIPTAKAN IKLIM KERJA  
MAS AL HIKMAH TEBINGTINGGI

Oleh:Suasana Nikmat Ginting
BAB I

I.     Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Fungsi manajemen pendidikan sebagai suatu karakteristik yang khas dari pendidikan muncul dari kebutuhan untuk memberi arah kepada perkembangan dan operasi sistem pendidikan formal. Hal ini dikarenakan manajemen pendidikan merupakan suatu sistem pendidikan yang menyatukan unsur-unsur pendidikan hingga tersusun secara sistematis, sehingga memiliki relasi antara satu dengan lainnya. Proses yang akan menyatukan unsur-unsur pendidikan disebut juga dengan fungsi manajemen organik. Menurut Siagian, secara umum terdiri dari perencanaan (planning), penggerakan (actuating), pengawasan (controlling). Fungsi perencanaan pendidikan memegang peranan yang cukup signifikan dalam suatu lembaga pendidikan. Perencanan akan melancarkan proses belajar-mengajar dengan mengefisienkan aktifitas pendidikan dalam mencapai sasaran yang diinginkan.
Perencanaan pendidikan memiliki cakupan yang luas. Perencanaan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Karena jika tidak terjadi kesesuaian (balance) antara kebutuhan dan persediaan akan mengakibatkan pengangguran kelas tinggi. Artinya perencanaan pendidikan merupakan suatu keharusan dan yang pertama dilakukan dalam mengelola lembaga pendidikan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Perencanaan yang merupakan arah dalam pencapaian tujuan pendidikan tidak bisa dibiarkan begitu saja, namun harus diaplikasikan secara nyata melalui aktifitas individu. Dalam manajemen pendidikan disebut dengan istilah penggerakan (actuating).
Tenaga kependidikan meliputi kepala madrasah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.
Kepala madrasah, guru dan tenga tenaga kependidikan perlu mengembangkan sikap keterbukaan dan saling menghargai dan hal ini dapat dicapai apabila ada komunikasi yang baik, ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan kedua belah pihak.
Dengan demikan pimpinan harus dapat menciptakan iklim komunikasi yang menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk menyatakan ide, saran pendapat dan perasaan mereka dalam pengambilan keputusan.
Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dan kesalahpahaman yang ada sehingga akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja bawahannya.
Menurut Budiyono, komunikasi intern merupakan komunikasi antar personel yang ada dalam organisasi harus senantiasa di kembangkan, baik oleh kepala madrasah maupun oleh para guru dan personel lainnya. Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal (vertical communication) dan komunikasi horizontal (horizontal communication).[1]
Menurut Ronald, menjelaskan arus komunikasi vertikal (vertical communicatoin) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan diantara level sebuah hirarki yaitu kebawah (downward communication) dan ke atas (upward communication). Komunikasi kebawah (downward communication) berlangsung ketika atasan pada suatu organisasi mengirimkan pesan kepada bawahannya dalam penelitian ini yaitu dari kepala madrasah yang menyampaikan pesan kepada guru. Arus komunikasi keatas (upward communication) terjadi ketika bawahan mengirimkan pesan kepada atasannya, yaitu guru kepada kepala madrasah yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab kerja. Sedangkan, arus komunikasi horizontal merupakan pengiriman dan penerimaan pesan diantara individu dalam level yang sama dalam sebuah hirarki. Komunikasi horizontal (horizontal communication) berlangsung di antara para bawahan yang memiliki kedudukan yang setara yaitu sesama guru dan staf lainnya.
Komunikasi yang terlihat di MAS AL Hikmah Tebingtinggi sangat kuat dengan muatan kekeluargaan. Sebab, komunikasi interpersonal yang dilakukan Kepala Sekolah Heni Istiyawati kepada guru dan tenaga pendidik lainnya seperti orang tua dengan anak.
Di dalam aktifitas kesehariannya, Kepala sekolah begitu dekat seperti tiada jarak dengan seluruh guru dan tenaga kependidikan. Walupun komunikasi begitu kekeluargaan, tetap saja Kepala Sekolah MAS Al Hikmah menjalankan komunikasi secara formal dengan mereka dalam hal- hal tertentu, seperti, dengan melakukan komunikasi dengan surat menyurat saat ada rapat atau kegatan dan diskusi lainnya. Denga demikian peneliti melihat komunikasi formal dan komunikasi kekeluargaan dilakukan dalam menjalankan kepemimpinannya.

B. Fokus Masalah
Berdasarkan  pada  latar  belakang  masalah,  dapat  dilihat fokus masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana komunikasi yang dilakukan Kepsek MAS Al Hikmah Tebingtinggi dengan para guru- guru (pendidik) dan kependidikan dalam menciptakan iklim kerja.
2.      Bagaimana komunikasi interpersonal antara Kepsek dengan guru- guru dan tenaga kependidikan dalam menciptakan iklim kerja yang ada di MAS Al Hikmah Tebingtinggi.
3.      Bagaimana komunikasi yang dilakukan Kepsek dengan para guru dan tenaga kependidikan dalam menciptakan iklim kerja di  MAS Alhikmah Tebingtinggi.
D. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, peneliti menyusun beberapa rumusan masalah dalam penyusunan mini riset ini, rumusan tersebut diantaranya:
1.      Bagaimana komunikasi yang dilakukan Kepsek MAS Al Hikmah Tebingtinggi dengan para guru- guru (pendidik) dan kependidikan dalam menciptakan iklim kerja.
2.      Bagaimana komunikasi interpersonal antara Kepsek dengan guru- guru dan tenaga kependidikan dalam menciptakan iklim kerja yang ada di MAS Al Hikmah Tebingtinggi.
3.      Bagaimana komunikasi yang dilakukan Kepsek dengan para guru dan tenaga kependidikan dalam menciptakan iklim kerja di  MAS Alhikmah Tebingtinggi.
E. Tujuan Penelitian
Peneliti menyusun penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk mendeskripsikan permasalah komunikasi interpersonal Kepsek dengan guru- guru di MAS Alhikmah Tebingtinggi.
2.      Untuk mendeskripsikan bagaimana komunikasi interpersonal Kepsek dengan guru- guru di MAS Alhikmah Tebingtinggi.
3.      Untuk mendeskripsikan akibat dari komunikasi interpersonal Kepsek dengan guru- guru di MAS Alhikmah Tebingtinggi.
4.      Untuk mendeskripsikan solusi jika ada permasalahan dalam komunikasi interpersonal Kepsek dengan guru- guru di MAS Alhikmah Tebingtinggi.

F. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitiant ini bisa memeberikan manfaat baik bagi penyusun khususnya dan juga pembaca pada umumnya, diantaranya:
1.      Untuk menambah wawasan tentang komunikasi interpersonal dengan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi.
2.      Dapat mempelajari bagaimana komunkasi interpersonal antara Kepsek dengan guru- guru di MAS Al Hikmah Tebingtinggui.
3.      Dapat mengetahui bagaimana Komunikasi ineterpersonal Kepsek dengan pendidik dan tenaga pendidik dalam menciptakan iklim kerja.

BAB II
II.  Kajian Teori
1. Komunikasi antar pribadi
a. Pengertian Komunikasi antar pribadi
Meskipun komunikasi antar pribadi merupakan kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari , namun tidak mudah memberikan definisi yang dapat diterima semua pihak. Sebagaimana layaknya konsep-konsep dalam ilmu lainnya, komunikasi antar pribadi juga mempunyai banyak definisi sesuai dengan persepsi para ahli-ahli komunikasi yang memberikan batasan penelitian.
Littlejohn memberikan definisi komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Sedangkan Agus M Hardjana mengatakan komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Pendapat senada dikemukakan oleh Deddy Mulyana bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.[2]
Menurut Johnson, secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan bentuk komunikasi. Sedangkan secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku sipenerima.[3]
Joseph A. Devito mengartikan the process of sending and receiving messages between two person, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback.(komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orangorang dengan beberapa umpan balik seketika )[4] Bochner, komunikasi antar pribadi merupakan proses penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.[5]
Everett M. Rogers mengartikan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.[6]
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium).[7]
Cappela, komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang atau yang mempunyai hubungan yang mantab dan jelas.[8]
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antar pribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, sebab komunikasi berlangsung secara tatap muka. Oleh karena
komunikator dengan komunikan itu saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi; pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback). Komunikator dapat mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang dilontarkan komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan komunikan menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan tadi bisa dimengerti oleh komunikan atau sesuai yang diinginkan komunikator, maka komunikator dapat mempertahankan gaya komunikasinya, sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif, maka
komunikator dapat mengubah gaya komunikasinya sampai komunikasi tersebut berhasil.[9]
            Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian pesan antara dua orang atau kelompok kecil secara langsung baik itu pesan verbal maupun non verbal sehingga mendapatkan feedback secara langsung.
b. Proses komunikasi antar pribadi
Secara bahasa proses dapat diartikan sebagai sebuah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain dan biasanya menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya sehingga menghasilkan suatu hasil. Suatu proses dapat dikenali oleh perubahan yang diciptakan terdapat sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.[10]
Menurut  uncaid (1987) proses adalah suatu perubahan atau rangkaian tindakan suatu peristiwa selama beberapa waktu dan yang neuju suatu hasil tertentu. Proses merupakan rangkaian tindakan maupun pembuatan serta pengolahan yang menghasilkan sesuatu. Jadi apabila suatu perbuatan mulai dari awal sampai berakhirnya suatu tindakan sehinggan membuahkan hasil.
Apabila komunikasi dipandang sebagai proses, maka menurut Sunarjo (1983) komunikasi sebagai suatu proses dapat menggambarkan suatu peristiwa atau perubahan yang susul menyusul, terus menerus dan karenanya komunikasi itu tumbuh, berubah, berganti, bergerak sampai akhir zaman.
Dalam komunikasi proses komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses komunikasi primer dan sekunder. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian fikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.[11] Biasanya proses komunikasi ini dilakukan dalam bentuk antar pribadi yang melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, komunikator mengirim pesan kepada komunikan . Disini komunikator menjadi Encoder (pengirim) dan komunikan menjadi Decoder (penerima). Akan tetapi komunikasi antar pribadi bersifat dialogisme, maka terjadilah pertukaran pesan, dimana komunikator menjadi Decoder (penerima) sementara komunikan menjadi Encoder (pengirim.). dalam komuniaksi antar pribadi, karena situasinya adalah tatap muka (face to face communication) berbeda dengan komunikasi bermedia, dimana umpan balik tertunda (delayed feedback).[12]
Dalam komunikasi bahasa disebut lambang verbal (verbalsymbol) sedangkan lambang-lambang yang bukan bahasa dinamakan lambang non verbal (non verbal symbol). Komunikasi verbal sendiri terdiri dari bahasa lisan (spoken word) dan bahsa tertulis (written word) sedangkan  komunikasi non verbal diantaranya meliputi nada suara (tone of voice), desah (sighs), jeritan (screams), kualitas vokal (vocal qualities), isyarat (gesture), gerakan (movement), penampilan (appearance), dan ekspresi wajah (facial expression)[13]
Proses komunikasi primer telah dipaparkan diatas. Kemudian proses komunikasi sekunder yang merupakan bagian kedua dari proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Dalam hal ini biasanya lebih dikenal dengan sebutan komunikasi bermedia.
c. Fungsi komunikasi antar pribadi

Alo liliweri menyebutkan bahwa fungsi komunikasi antar pribadi terdiri atas:
1.      Fungsi sosial secara otomatis mempunyai fungsi sosial karena proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang orangorangnya berinteraksi satu sama lain. Adapun aspek-aspek yangterkandung dalam fungsi sosial komunikasi antar pribadi adalah:
a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis dan psikologis.
b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.
c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik.
d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri sendiri.
e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.
2.      Fungsi pengambilan keputusan
Banyak dari keputusan yang sering diambil manusia dilakukan dengan berkomunikasi karena mendengar pendapat, saran, pengalaman, gagasan, pikiran maupun perasaan orang lain. Pengambilan keputusan meliputi:
·           Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi.
·           Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan suatu action oriented , ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuam tertentu. Tujuan komunikasi interpersonal itu bermacam-macam diantaranya dipaparkan berikut ini:
·           Mengungkapkan perhatian kepada orang lain
Salah satu tujuan komunikasi adalah untuk mengungkapkan perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukkan badan, menanyakan kabar kesehatan partner komunikasinya, dan sebagainya.
Pada prinsipnya komunikasi interpersonal hanya dimaksudkan untuk menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain, dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin dan cuek.
·           Menemukan diri sendiri
Artinya, seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena ingin mengetahui dan mengenalikarakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain.
·           Menemukan dunia luar
Dengan komunikasi interpersonal diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan aktual.
·           Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis
Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan yang baik dengan orang lain.
·           Mempengaruhi sikap dan tingkah laku
Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap. Pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung (dengan menggunakan media). Dalam prinsip komunikasi,ketika pihak komunikan menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi. Sebab pada dasarnya, komunikasi adalah sebuah fenomena, sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan memberi makna pada situasi kehidupan manusia,
termasuk memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap.
·           Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
Ada kalanya, seseorang melakukan komunikasi interpersonal sekedar mencari kesenangan atau hiburan.
·           Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi (mis communication) dan salah interpretasi (mis interpretation) yang terjadi antar sumber dan penerima pesan. Karena dengan komunikasi interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimbulkan kesalahan interpretasi.
·           Memberikan bantuan (konseling)
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya.
d. Karakteristik komunikasi antar pribadi
Komunikasi interpersonal, merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan seharihari. Apabila diamati dan dikomparasikan dengan jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain: arus pesan dua arah, suasana informal, mupan balik segera, peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, dan peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara smultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal.
Sementara itu Judy C. Pearson (S. Djuarsa Sendjaja, 2002:2.1) menyebutkan enam karakteristik komunikasi interpersonal, yaitu:[14]
·         Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self).
Artinya bahwa segala bentuk proses penafsiran pesanmaupun penilaian mengenai orang lain, berangkat dari diri sendiri.
·         Komunikasi interpersonal bersifat transaksional. Ciri komunikasi seperti ini terlihat dari kenyataan bahwa komunikasi interpersonal bersifat dinamis, merupakan pertukaran pesan secara timbal balik dan berkelanjutan.
·         Komunikasi interpersonal menyangkut aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Maksudnya bahwa efektivitas komunikasi interpersonal tidak hanya ditentukan oleh kualitas pesan, melainkan juga ditentukan kadar hubungan antar individu.
·         Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antar pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan kata lain, komunikasi interpersonal akan lebih efektif manakala antar pihak-pihak yang berkomunikasi itu saling bertatap muka.
·         Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang berkomunikasi saling tergantung satu sama lainnya (interdependensi). Hal ini mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan ranah emosi, sehingga terdapat saling ketergantungan emosional diantara pihakpihak yang berkomunikasi.
·         Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang. Artinya, ketika seseorang sudah terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain, maka ucapan itu sudah tidak dapat diubah atau diulang, karena sudah terlanjur diterima oleh komunikan. Ibaratnya seperti anak panah yang sudah terlepas dari busurnya, sudah tidak dapat ditarik lagi. Memang kalau seseorang terlanjur melakukan salah ucap, orang tersebut dapat meminta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang sudah diucapkan.
Hubungan interpersonal yang efektif  Komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan , pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dan dapat meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan efektif, apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu: (1) pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud oleh komunikator (2) ditindak lanjuti dengan  perbuatan secara sukarela (3) meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.[15]
Adapun menurut Komar (2000) efektifitas komunikasi antar pribadi mempunyai lima ciri, sebagai berikut:[16]
1)      Keterbukaan (Openess). Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar pribadi.
2)      Empaty (Empaty). Merasakan apa yang dirasakan orang lain.
3)      Dukungan (Supportiveness). Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung secara efektif.
4)      Rasa positif (Positiviness). Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,  mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
5)      Kesetaraan (Equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Keefektifan komunikasi interpersonal dapat pula dijelaskan dari perspektif The 5 Inevitable Laws of Effective Communication atau lima hukum komunikasi efektif . Lima hukum itu meliputi:[17]
1.      Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalah respect, ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prisipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting.
Bahkan jika harus mengkritik atau memarahi seseorang,lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika komunikasi dibangun dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka akan terbangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan kualitas hubungan antar manusia.
2.      Empathy
Empathy (empati) adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
3.      Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
4.      Clarity
Selain bahwa pesan harus dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.  Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparasi.
5.      Humble
Hukum ke lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang dimiliki.
Jika komunikasi yang dibangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka dapat menjadi seorang komunikator yang handal, dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan keadaan komunikan.
Komunikasi yang tidak mempertimbangkan keadaan komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu arah, dan seringkali menjengkelkan orang lain.

BAB III
Temuan dan Hasil Penelitian
A.    Temuan Umum
1.      Sejarah MAS Al Hikmah Tebingtinggi
Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Al Hikmah Tebingtinggi yang baru saja berdiri sejak tanggal 19 Januari 2017, berlokasi di Jalan Gatot Subroto Km 3 No3 Kota Tebingtinggi ini, merupakan bagian dari rencana yang sudah terprogram sejak lama dari pihak Yayasan H. Marapinta Harahap. Sebab, berdasarkan data di daerah Tebingtinggi masih minim sekolah Aliyah, sehingga kehadiran MAS Alhikmah Tebingtinggi yang beridiri di atas tanah seluas 2500 M2, Luas Bangunan : 1000 M2 ini, bisa menyahuti kepentingan pendidikan agama Islam di daerah Kota Tebingtinggi.
Selain itu, pendirian MAS Alhikmah Tebingtinggi denga NSM 131212760006 ini didasar oleh keinginan yayasan memiliki jenjang pendidikan dari tingkat yang terendah hingga perguruan tinggi. Dengan demikian, masyarakat di Tebingtinggi tidak lagi ada kesulitan menyekolahkan anaknya dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi. Sebab,di Al Hikmah sudah ada sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Diharapkan juga masyarakat Tebingtinggi tidak lagi kesulitan dalam pembiayaan sekolah anak mereka ke luar kota seperti Medan dan lainnya.
Sudah menjadi pengetahuan umum, jika menyekolahkan anak mereka ke luar kota, itu memerlukan biaya yang cukup tinggi.  Selain biaya studi, anak mereka secara terpaksa harus membayar uang kos, dan biaya lainnya. Didasari inilah, kehadiran sekolah MAS Alhikmah di Tebingtinggi dapat menyahuti kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan.
MAS Alhikmah Tebingtinggi memiliki Visi dan Misi sebagaimana Madrasah lainnya. Adapun Visi MAS Alhikmah Teingtinggi adalah “Membentuk pemimpin berjiwa enterprenur berilmu yang imaniyah, beramal yang ilmiah dan senantiasa mencari ridho-Nya.
Selanjutnya, MAS Alhikmah Tebingtinggi memiliki misi dalam mewujudkan visi di atas yaitu; Membina SDM untuk menjadi pemimpin yang berjiwa enterpernur, rofesional,shaleh dan shaleha, melaksanakan pendidikan berbasisi islam dengan pendekatan kepada kehidupan nyata (pendidikan membumi ), Melaksanakan syiar Islam dengan cara mengimplentasikan dalam kehidupan   sehari-hari, membentuk system pendidikan berbasis kompotensi dalam rangka  pembentukan manusia seutuhnya.
2.      Struktur Organisasi
MAS Alhikmah Tebingtinggi memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Kepala Sekolah MAS Alhikmah Tebingtinggi dipimpin oleh Heni Istiyatiwati, S,Pd.i dibantu oleh Wakil kepala sekolah dibidang Kurikulum Dwi Aprilliyanti,S.Pd.I, bidang Kesiswaan Suswanto SPd dan Bendahara  Nur Azizah. Selain itu, kepala sekolah dibantu oleh Kepala Tata Usaha Angga Ramadani.
3.      Guru, Pegawai dan Siswa
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan maka dibawah ini dapat dilihat data guru, pegawai dan tentang kesiswaan.
Pendidik/Guru
1)      Jumlah Semua Pendidik / Guru:
Pendidik Terakhir
PNS/ Tetap
Honor
DPK
PTT
Jumlah Total (orang)
Pasca Sarjana ( S2 – S3)





a.    Kependidikan



7
7
b.    Non Kependidikan





Strata satu ( S1)





Sarmud / D3 dan lebih rendah



2
2
Jumlah Guru



9
9
Mata Pelajaran
JUMLAH GURU
Jumlah Jam Tatap Muka
Seluruh nya
Pendidikan
Jurusan
<  S1
>  S1
< S2
Sesuai
Tidak Sesuai
1.    Pendidikan Agama Islam






  1. Al Qur’an Hadits
1
ü   

ü   


  1. Akidah Akhlak
1
ü   

ü   


  1. Fiqih
1
ü   

ü   


  1. Sejarah Kebudayaan Islam
1
ü   

ü   


2.    PPKN
1



ü   

3.    Bhs. Indonesia
1
ü   

ü   


4.    Bhs. Arab
1
ü   

ü   


5.    Bhs. Inggris
1
ü   

ü   


6.    Matematika
1
ü   

ü   


7.    Fisika
1
ü   

ü   


8.    Biologi
1



ü   

9.    Kimia
1



ü   

10.             Geografi
1
ü   

ü   


11.             Sejarah
1



ü   

12.             Sosiologi
1
ü   

ü   


13.              Ekonomi
1
ü   

ü   


14.              Sejarah Indonesia
1



ü   

15.              Seni Budaya
1



ü   

16.              Penjasorkes
1



ü   

17.              Prakarya
1
ü   


ü   

18.              Prakarya dan Kewirausahaan
1
ü   


ü   

19.              






20.              






21.              






22.              






Jumlah Guru
18






2)      Jumlah Pendidik / Guru Setiap Mata Pelajaran :

 Tenaga Kependidikan :
Jumlah Tenaga Kependidikan

Pendidikan Terakhir
PNS
Tenaga Tetap
Tenaga
Honor
Tenaga
DPK
Jumlah
Total
( Orang)
Pasca Sarjana ( S2 – S3)




Sarjana Strata Satu ( S1)

7

7
Sarmud / D3




SLTA

2

2
SLTP dan SD




Jumlah Semua Tenaga

9

9


Bidang Tugas
Nama & No. Telp. Rumah / HP
Pendidikan dan Jurusan
Masa Kerja Dalam Jabatan
a Tenaga Administrasi :
1 Dina Lestari
Sedang Kuliah
2 bulan





2







3






b Petugas Perpustakaan :
1Yosi Pratiwi Tanjung
S2
2 bulan





2






c Petugas Laboratorium :
1               







2






d Petugas Keamanan
1 Zulkifli Sidabalok
SMA
2 bulan
( Satpam )




2






e Petugas Kebersihan
1 Efendi Simamora
SMA
2 bulan





2






f Supir
1             







2



g pesuruh
1            







2







3







            Kesiswaan :
            Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2017/2018 :
MTs.
Kelas 10
Kelas 11
Kelas 12
Total
Lk
Pr
Jlh
Lk
Pr
Jlh
Lk
Pr
Jlh
3
5
8






8

4.      Sarpras
SARANA DAN PRASARANA
Sarana Belajar :
No
Jenis Sarana Belajar
Jumlah Ruang
Luas Ruangan
Baik
Kurang Baik
Tidak Ada
1.
Ruang Belajar
3
8x8m



2.
Ruang Perpustakaan
1
3x8m



3.
Ruang Laboratorium






a.    IPA






b.    Bahasa






c.    Komputer





4.
Ruang Kesenian





5.
Ruang Media/Ruang Audio Visual





6.
Rumah Kaca/Green House





7.
Ruang Olah Raga





8.
Lapangan Olah Raga
1




9.
Masjid / Mushalla
1
4x8m




Keadaan Sumber Belajar :
No
Jenis Sumber Belajar
Kuantitas
Kondisi
Cukup
Kurang
Tidak Ada
Baik
Kurang Baik
1.
Buku Perpustakaan :






a.     Fiksi
ü   


ü   


b.     Non Fiksi
ü   


ü   


c.     Referensi
ü   


ü   

2.
Alat Peraga / Alat Bantu Pembelajaran :






a.     Matematika
ü   


ü   


b.     IPA
ü   


ü   


c.     IPS
ü   


ü   


d.     Bahasa
ü   


ü   


e.     Fiqih
ü   


ü   


f.       






g.      





3.
Alat Praktek :






a.    Kesenia






b.    Keterampilan
ü   


ü   


c.    Penjasokes
ü   


ü   


d.     





4.
Media Pendidikan :






a.    LCD






b.    Audio Player / Radio
ü   





c.    Video Player / Televisi
ü   





d.    Komputer untuk Pembelajaran
ü   





e.    Papan Display / Majalah Dinding
ü   





f.      





5.
Software






a.    Kaset Pembelajaran
ü   





b.    VCD Pembelajaran
ü   





c.     










Sarana / Ruang Penunjang
NO
Jenis Sarana
Ada Kondisi
Tidak Ada
Keterangan
Baik
Kurang Baik
01
Ruang Kepala Madrasah
ü   



02
Ruang Wakil Kepala Madrasah
ü   



03
Ruang Guru
ü   



04
Ruang Tata Usaha
ü   



05
Ruang Bimbingan Konseling
ü   



06
Ruang OSIS
ü   



07
Ruang Komite Madrasah
ü   



08
Ruang Aula / Ruang Serba Guna
ü   



09
Ruang UKS
ü   



10
Ruang Ibadah / Masjid / Mushall
ü   



11
Ruang Satpam
ü   



12
Lapangan Upacara
ü   



13
Ruang Tamu
ü   



14
Ruang Koperasi
ü   



15
Kantin
ü   



16
Toilet / WC :
ü   




a.    guru laki-laki :  1            Unit
ü   




b.    guru wanita :    1              Unit
ü   




c.    siswa lakilaki :     2          Unit
ü   




d.    siswa wanita :     2            Unit
ü   




Prasarana
NO
Jenis Prasarana
Keberadaan
Fungsi
Ada
Tidak Ada
Baik
Tidak Baik
1
Instalasi Air
ü   

ü   

2
Jaringan Listrik
ü   

ü   

3
Arus Listrik Daya :      3500           Volt / Amper
ü   

ü   

4
Jaringan Telepon
ü   

ü   

5
Internet
ü   

ü   

6
Akses Jalan
ü   

ü   

7
Pagar Madrasah
ü   

ü   


B.     Temuan Khusus
Kota Tebingtinggi memiliki jumlah madrasah aliyah negeri sebanyak 1 madrasah dan madrasah aliyah swasta sebanyak  6 madrasah, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) memiliki jumlah siswa sebanyak 265 siswa yang terdistribusikan pada 7 ruangan kelas. Madrasah Aliyah Swasta (MAS) yang ada di kota Tebingtinggi antara lain, yaitu MAS Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi yang terletak di jalan Jalan Danau Singkrak Lk. 3, Pabatu, Kec. Padang Hulu Kota Tebing Tinggi memiliki siswa berjumlah 78 siswa yang terdistribusikan pada 3 ruangan kelas, MA Swasta Bustanul Ulum GUPPI yang terletak di JL. Deblod Sundoro NO.64B, Deblod Sundoro, Kec. Padang Hilir Kota Tebing Tinggi memiliki berjumlah 92 siswa yang terdistribusikan pada 3 ruangan kelas, MA Swasta Percontohan Jl. Tuanku Imam Bonjol NO 16A, Tambangan, Kec. Padang Hilir Kota Tebing Tinggi memiliki siswa berjumlah 117 siswa yang terdistribusikan pada 3 ruangan kelas, MA Swasta Al-Jamiyatul Washliyah JL. 13 Desember No.3, Rambung, Kec. Tebing Tinggi Kota Kota Tebing Tinggi memiliki siswa berjumlah 38 siswa yang terdistribusikan pada 3 ruangan kelas, MA Swasta Raudhatul Islamiyah (RIS) Jalan Rao NO. 08 Tebing Tinggi, Pasar Baru, Kec. Tebing Tinggi Kota Kota Tebing Tinggi memiliki siswa berjumlah 51 siswa yang terdistribusikan pada 3 ruangan kelas, kemudian MAS Al Hikmah Tebingtinggi memiliki siswa berjumlah 40 siswa yang terdistriusikan pada 1 ruangan kelas.
Secara umum ada dua sasaran utama pelaksanaan komunikasi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi; Pertama, pelaksanaan komunikasi kepala madrasah dalam menerapkan dan mensosialisasikan peraturan-peraturan, yang terejawantahkan dalam tata tertib dan berjalannya peraturan yang ada. Kedua, peningkatan kinerja guru dan tenaga kependidikan dalam proses ini guru diberikan kegiatan-kegiatan yang mendukung profesionalitas guru begitu juga dengan tenaga kependidikan. Kinerja guru dan tenaga kependidikan dapat tercermin dari prestasi siswa yang telah dicapai di bidang akademik dan non akademik.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif atau disebut penelitian naturalistik, dimana data pada penelitian jenis ini didasarkan pada peristiwa–peristiwa yang terjadi secara alamiah, dilakukan dalam situasi yang wajar tanpa dipengaruhi dengan sengaja oleh peneliti.
Penelitian deskriptif kualitatif ini sangat tepat terhadap hal yang diteliti dengan tujuan agar mendapat gambaran yang jelas tentang deskripsi pelaksanaan komunikasi inter personal kepala madrasah dengan tenaga pendidik dan kependidikan dalam iklim kerja MAS Al Hikmah Tebingtinggi.

C.     Pembahasan
Setelah melakukan pemaparan data-data yang telah diungkapkan baik berdasarkan wawancara observasi dan kajian dokumen dalam penelitian ini, berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat di formulasikan temuan penelitian ini berdasarkan fokus penelitian sebagaimana berikut:
Temuan pertama: bahwa komunikasi kepala madrasah dengan yayasan dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi dilakukan secara berkesinambungan. Kepala madrasah dalam proses komunikasinya dengan yayasan dalam melakukan kegiatan peningkatan kinerja guru dan tenaga kependidikan memiliki dua kegiatan yaitu pada tahapan perencanaan sumber daya manusia dan juga program kerja sekolah. Pada kegiatan sumber daya manusia khususnya proses rekruitmen guru dan tenaga kependidikan maka hal yang lazim terjadi di sekolah ini bahwa semua guru dan tenaga kependidikan di kontrak dalam bekerja selama 1 tahun terkecuali unsur pimpinan dan kepala madrasah. Jadi kegiatan ini selalu dimulai dengan proses pembukaan lowongan kerja kembali oleh yayasan pada libur akhir tahun pembelajaran. Ketika pembukaan lowongan pekerjaan itu, maka dimulailah prosses komunikasi diantara kepala madrasah, dimana pihak yayasan melakukan pengiriman surat kepada kepala madrasah untuk mensosialisasikan proses pembukaan lamaran.
 Surat edaran lowongan kerja itu lengkap dengan posisi jabatan yang akan diterima. Adapun kegiatan ini memang merupakan kebijaksanaan dan juga peraturan yang telah ditetapkan oleh yayasan. Setelah proses ini terjadi, maka pada tahapan berikutnya terjadi komunikasi yang intens diantara mereka, bentuk komunikasi itu berupa surat maupun dalam kegiatan rapat-rapat. Sedang tema yang terjalin pada tahapan ini yaitu yayasan meminta penilaian tentang kinerja para guru dan juga tenaga kependidikan selama satu tahun terakhir, adapun permintaan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa yang tahu bagaimana kinerja mereka adalah kepala madrasah, sehingga sebelum proses penerimaan maka dimintalah pendapat kepala madrasah serta peta formasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan dari hal ini maka kepala madrasah berperan aktif dalam memperhatikan kinerja guru dan tenaga kependidikan disekolah ini. Kelemahan dan kelebihan guru dan tenaga kependidikan, kemudian laporan tersebut akan menjadi pertimbangan yayasan dan jika perlu maka mereka akan mengajak kepala madrasah untuk berdiskusi. Kemudian pada tahapan penilaian ini, sembari dibukanya lamaran penerimaan guru dan tenaga kependidikan oleh yayasan, maka setelah dilakukan tahapan konfirmasi, maka keputusan perekrutan ini berada di tangan yayasan sambil mempertimbangkan penilaian yang diberikan oleh kepala madrasah. Penilaian itu muara akhirnya adalah tentang guru dan tenaga kependidikan yang tidak sesuai dan juga tidak memiliki semangat kerja yang baik tidak akan direkrut untuk tahun depan, tetapi kalau yang bagus akan tetap dipertahankan.
Menurut analisa penulis maka kegiatan komunikasi dalam hal perekrutan bertujuan agar para guru dan tenaga kependidikan tetap etos kerja yang baik serta memiliki niat untuk terus meningkatkan kinerja mereka secara terus menerus. Proses kegiatan komunikasi diantara kepala madrasah dengan yayasan ini memiliki arti dalam peningkatan kinerja guru dan tenaga kependidikan karena kepala madrasah memiliki peran dalam proses perekrutan dengan memberi penilaian kinerja mereka, sehingga para guru dan tenaga kependidikan itu tidak akan main-main dalam bekerja, karena usia kerja mereka hanya tetap berumur satu tahun, dan kalau mereka ingin tetap dipakai oleh yayasan mereka akan memiliki kinerja yang bagus. Sedang dalam hal program kerja kepala madrasah memiliki komunikasi yang baik dengan yayasan sehingga usulan program kerja dalam hal peningkatan kinerjja guru dan tenaga kependidkan juga telah terjalin dengan baik, sedang kalau ada penolakan hanya dikarenakan sudat pandang yang berbeda namun usulan itu tetap dibahas. Walaupun begitu, hal utama yang di tunjukkan dalam proses ini adalah kepala madrasah dengan yayasan tetap memiliki persepsi yang sama dalam peningkatan kinerja guru dan tenaga kependidkan. Karena usulan tentang pelatihan selalu disetujui oleh yayasan.
Dalam hal perencanaan untuk meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan ini Allah Swt, berfirman Q.S Ath Thaariq:
ßÏ.r&ur #Yøx. ÇÊÏÈ  
16. dan akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.
Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Mahally dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr asy-Syuyuti dalam kitab Tafsir Jalalain memberikan penjelasan tentang ayat ini bahwasahnya diperlukan sebuah tahapan atau perencanaan dari hal-hal yang mereka tidak mengetahui. Dalam hal ini masa yang akan datang adalah sesuatu yang misterius dan ghaib, tidak ada yang mengetahui besok akan lebih baik dari hari ini atau hari ini lebih baik dari kemaren, melainkan diperlukan langkah-langkah atau suatu acuan yang disebut sebagai rencana.
Dalam Surat Al-A’raf Ayat 183:
Í?øBé&ur öNßgs9 4 žcÎ) Ïøx. îûüÏGtB ÇÊÑÌÈ  
183. dan aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku Amat teguh.
Ayat-ayat di atas memberikan gambaran bahwa pentingnya sebuah perencanaan dalam setiap lini kehidupan, bahkan dalam sebuah ungkapan dikatakan bahwa kebaikan yang tidak direncanakan secara baik akan mampu dikalahkan oleh sebuah kebathilan yang terencana. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ibn Katsir dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim.
Ayat tersebut merupakan suatu hal yang sangat prinsipil yang tidak boleh ditawar dalam proses perencanaan pendidikan, agar tujuan yang ingin dicapai dapat tercapai dengan sempurna. Di samping itu pula, intisari ayat tersebut merupakan suatu “pembeda” antara manajemen secara umum dengan manajemen dalam perspektif Islam yang sarat dengan nilai.
Temuan kedua : bahwa komunikasi inter personal kepala madrasah dengan tenaga pendidik dan kependidikan dalam iklim kerja MAS Al Hikmah Tebingtinggi, kepala madrasah menyadari tanggung jawabnya sebagai pimpinan agar mampu menciptakan suasana yang kondusif dan menciptakan budaya kerja yang komunikatif, maksudnya jika ada masalah harus dibicarakan secara bersama-sama dengan staf pimpinan dan perangkat lainnya. Dalam komunikasi dengan staf pimpinan kepala madrasah menekankan agar para wakilnya bisa memotivasi guru dan tenaga kependidikan dapat bekerja dengan inovatif karena sekolah memiliki keterbatasan kemampuan, sehingga guru dan juga tenaga kependidikan bisa memanfaatkan fasilitas yang ada semaksimal mungkin agar mutu pendidikan bisa meningkat.
Kepala madrasah memiliki dua orang staf pimpinan, yaitu bidang kurikulum dan kesiswaan. Untuk mendapatkan suasana kerja yang kondusif dan budaya kerja yang komunikatif kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada staf pimpinan, diharapkan kedua staf pimpinan tersebut dapat bersinerji dan saling bekerja sama dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan, sehingga dengan motivasi ini diharapkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Kemudian motivasi yang disampaikan kepala madrasah kepada guru, agar guru mengembangkan kemampuan profesi seperti mengikuti pelatihan, sertifikasi guru, meningkatkan pendidikan, mencari beasiswa dan memberikan kepada guru kebebasan untuk dapat meningkatkan potensi dirinya. Sehingga guru yang mau mengembangkan pengetahuan dan potensi dirinya, akan didukung penuh oleh kepala madrasah karena guru tersebut sudah turut dalam memajukan perkembangan dunia pendidikan kedepannya.
Maksud dan tujuan kepala madrasah dalam memotivasi tersebut bertujuan untuk kemajuan dan juga rasa kebersamaan yang ditanamkan dapat menimbulkan rasa kekeluargaan yang akan berdampak positif bagi kinerja guru. Selain itu apabila guru memahami arti masing-masing tanggungjawab mereka maka sekolah MAS Al Hikmah Tebingtinggi  akan mengalami masa keemasan, dengan pengertian bahwa sekolah ini akan memiliki guru-guru yang mempunyai kinerja tinggi serta berpengetahuan dan berwawasan yang luas untuk mendukung dalam kegiatan proses pendidikan.
Menurut analisa penulis maka, kegiatan komunikasi kepala madrasah dengan guru, yaitu tentang penegakan disiplin dan memberikan motivasi bagi guru. Kedisiplinan perlu untuk ditanamkan bagi guru-guru, guru yang memiliki disiplin tinggi maka akan memiliki kinerja yang tinggi pula, karena seorang yang disiplin akan selalu melakukan pekerjaannya dengan cermat, teliti, dan dengan hati yang senang. Sehingga suasana kerja akan tertib nyaman dan kondusif, selain itu ketegasan dari seorang pemimpin dibutuhkan dalam menegakkan kedisiplinan. Kepala madrasah harus bertindak tegas dalam setiap pelanggaran yang dilakukan guru, karena apabila setiap pelanggaran yang dilakukan tidak mendapat perhatian serius maka kedisiplinan yang diharapkan berjalan dengan baik kemungkinan tidak akan berjalan dengan baik. Sedang dalam hal memberikan motivasi, kepala madrasah selalu memberikan motivasi pada saat rapat-rapat dan setiap kesempatan yang ada. Komunikasi yang digunakan dalam hal ini berupa memberikan nasihat, memberikan dukungan untuk guru agar mau mengembangkan potensi diri dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam meningkatkan kinerja guru.
Temuan keempat: bahwa komunikasi kepala madrasah dengan tenaga kependidikan dalam meningkatkkan kinerja tenaga kependidikan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi, kepala madrasah menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kependidikan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi adalah bagian tata usaha beserta stafnya, bagian keamanan sekolah dan juga bagian perpustakaan. Di MAS Al Hikmah Tebingtinggi tenaga kependidikan dalam menjalankan tugas haruslah bersifat pelayanan, karena tenaga kependidikan itu merupakan pelayan disekolah agar para guru bisa bekerja dengan baik. Selanjutnya kepala madrasah sangat memprioritaskan administrasi yang harus dikelola dengan cermat, dan tidak boleh bersikap sepele dengan masalah sekecil apapun tentang administrasi. Beliau juga menekankan bahwa keberhasilan dari sebuah pendidikan bermula dari keberhasilan administrasi yang dikelola dengan cermat dan teliti, untuk mempermudah hal itu kepala madrasah menyediakan dua orang tenaga operator untuk membantu pekerjaan tenaga kependidikan.
Jenis-jenis administrasi yang menjadi tanggung jawab kerja tenaga kependidikan yaitu, administrasi kesiswaan, administrasi keuangan, administrasi ketenagaan segala urusan surat menyurat dan juga semua sarana dan prasarana yang perlu diinventariskan. Kepala madrasah juga menekankan kesiapan dari tenaga kependidikan untuk bisa bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sehingga apabila surat atau data yang dibutuhkan dapat selesai tepat pada waktunya, dan diarsipkan dengan baik sebagai pertinggal.
Kemudian untuk proses kegiatan kerja tenaga akademik kepala madrasah mewajibkan tenaga kependidikan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi untuk mampu dan dapat mengoperasikan program Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Powerpoint dan Adobe Photoshop, agar tenaga kependidikan lebih mudah dalam melakukan kegiatan kerjanya apabila mampu mengoperasikan program-program tersebut dengan baik. Bagi tenaga kependidikan yang belum bisa mengoperasikan program-program tersebut kepala madrasah memaksa mereka untuk belajar bagaimana cara mengoperasikan program-program tersebut. Penguasaan program-program komputer tersebut sangat penting untuk di kuasai agar dapat membantu kinerja tenaga kependidikan, sehingga hal itu menjadi prioritas bagi kepala madrasah yang ditekankan pada tenaga kependidikan. Selanjutnya kepala madrasah menerapkan pola agar tenaga kependidikan bisa menguasai program-program tersebut, kepala madrasah memerintahkan kepala tata usaha untuk menguasai program-program itu kemudian baru mengajari para stafnya. Pelajaran yang diberikan kepala tata usaha minimal dasar-dasar cara mengoperasikan program tersebut, selebihnya mereka mendalami program tersebut dari tutorial yang banyak beredar di internet. Dalam hal ini proses komunikasi yang terjadi terlihat sangat baik, kepala madrasah dan kepala tata usaha memiliki persepsi yang sama dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Dengan mampunya tenaga kependidikan menguasai program-program komputer tersebut sangat berdampak positif bagi kinerja mereka, selain itu lingkungan yang berisifat kekeluargaan dan gotong royong tercermin dari sikap kepala tata usaha yang bersedia untuk memberikan pelajaran tentang program komputer tersebut bagi bawahannya.
Selanjutnya tentang tanggung jawab kerja penjaga keamanan MAS Al Hikmah Tebingtinggi, penjaga keamanan memiliki tanggung jawab yang besar dalam keamanan dan kondusifnya lingkungan sekolah. Dalam hal ini kepala madrasah selalu melakukan komunikasi dengan penjaga keamanaan tentang apa yang harus diprioritaskan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, kepala madrasah menekankan bahwa keamanan sekolah sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan, begitu juga dengan keamanan siswa. Siswa tidak boleh sembarangan keluar dari gerbang pagar terkecuali memiliki izin dari guru yang sedang piket, setelah memiliki izin baru boleh untuk keluar gerbang. Kemudian penegakan disiplin bagi siswa merupakan sebagian tanggung jawab petugas keamanan dan guru piket. Setiap siswa yang melakukan pelanggaran dan kedapatan oleh petugas keamanan maka akan diserahkan kepada guru piket untuk diproses sesuai dengan kesalahannya.
Selanjutnya tentang tugas dan tanggung jawab tenaga pustakawan, komunikasi kepala madrasah dalam hal ini menyampaikan bahwa seorang tenaga pustakawan harus mampu untuk mengoperasikan program-program Microsoft Word, Microsoft Excel dan Microsoft Powerpoint. Apabila tenaga pustakawan belum menguasai program komputer tersebut, maka tenaga pustakawan itu harus belajar untuk dapat menguasai program-program tersebut. Untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan kepala madrasah memang mewajibkan seluruh tenaga kependidikan untuk menguasai program-program komputer tersebut, agar dapat menunjang kinerjanya selaku tenaga kependidikan. Karena tenaga kependidikan merupakan motor utama dari keberhasilan sebuah lembaga pendidikan sehingga baik dan profesional nya kinerja tenaga kependidikan akan berdampak pada keberhasilan MAS Al Hikmah Tebingtinggi dalam mengelola proses pendidikan. Tenaga kependidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan proses belajar mengajar di MAS Al Hikmah Tebingtinggi, kepala madrasah juga menekankan bahwa mereka harus memiliki rasa tanggung jawab dan berdedikasi tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kemudian untuk keberhasilan proses kerja tenaga kependidikan mereka harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, sehingga mereka akan melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati dan teliti. Apa bila ada tenaga kependidikan yang tidak menyelesaikan pekerjaannya maka kepala madrasah akan memaksa untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut walau harus lembur hingga malam hari. Karena seluruh pekerjaan administrasi sekolah adalah tanggung jawab dari tenaga kependidikan, terkadang pekerjaan administrasi tersebut memiliki batas waktu penyerahan karena itu harus dapat diselesaikan sebelum jatuh batas waktunya. Sehingga keberhasilan dan kesuksesan tenaga kependidikan dalam melakukan pekerjaan administrasi yang rumit dan berliku-liku itu semua tidak terlepas dari kinerja tenaga kependidikan tersebut. Selain itu semua keberhasilan dari tenaga kependidikan dalam menjalankan proses kerjanya tidak terlepas dari komunikasi yang dilakukan kepala madrasah dalam memotivasi dan memberikan dukungan agar tenaga kependidikan dapat mengembangkan potensi dirinya.
Menurut analisa penulis kegiatan komunikasi kepala madrasah dengan tenaga kependidikan berlangsung sesuai dengan yang harapan dan tujuan, karena kepala madrasah turut serta dan mengikut sertakan kepala tata usaha dalam proses meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pendelegasian tugas dan tanggung jawab dikomunikasikan dengan baik dan jelas sehingga tenaga kependidikan faham dan mengerti akan tugas dan tanggung jawab mereka selaku tenaga kependidikan. Rasa tanggung jawab yang besar dan rasa kekeluargaan tercermin dari sikap dan proses tenaga kependidikan melayani semua administrasi di sekolah MAS Al Hikmah Tebingtinggi. Dedikasi yang tinggi juga tercermin dari petugas keamanan yang selalu sigap dalam menjaga ketertiban dan kemanan lingkungan sekolah, begitu juga dengan tenaga pustakawan yang mampu mengerjakan seluruh beban kerja dan tanggung jawabnya dengan dedikasi yang tinggi. Hal ini semua dapat berjalan dengan baik karena komunikasi yang dilakukan oleh kepala madrasah dengan tenaga kependidikan berjalan dengan baik dan bersifat kekeluargaan, sehingga tenaga kependidikan selalu merasa di ayomi. Ini tercermin dari sikap tenaga kependidikan yang selalu ramah dan sopan dalam menjalankan tugasnya dan pada saat melayani guru yang membutuhkan bantuan masalah administrasi.
 
BAB IV
III.             Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi kepala madrasah dengan yayasan dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan, yakni membuka komunikasi dua arah dalam mendelegasikan tugas. Dalam proses program kerja demi meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan maka nampaklah komunikasi yang dilakukan oleh kepala madrasah dan yayasan memiliki pertimbangan yang berbeda. Kepala madrasah sering melalui pertimbangan kebutuhan, namun pengurus yayasan mem- pertimbangkan masalah finansial, tetapi dalam hal komunikasi sudah terjalin dengan baik karena pertimbangan yang diberikan sering dengan alasan yang logis.
Komunikasi kepala madrasah dengan staf pimpinan dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan yakni merencanakan kegiatan sekolah demi mencapai visi misi sekolah. Kegiatan sekolah adalah kegiatan bersama, sehingga rencana kegiatan sekolah yang ada merupakan hasil rumusan bersama dibawah kepemimpinan kepala madrasah, rencana kegiatan ini dilaksanakan secara bersama dan dengan penuh kesadaran untuk mewujudkan terciptanya keefektifan kerja.
Komunikasi kepala madrasah dengan guru dalam meningkatkan kinerja guru, yakni membangun komunikasi dengan melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan memberikan pemahaman kepada guru akan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. Kepala madrasah menjalin hubungan yang cukup baik dengan guru. Pada setiap rapat, kepala madrasah menyampaikan motivasi dan beberapa kegiatan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan dukungan dari guru, dan meminta masukan dari guru demi mewujudkan program kegiatan sekolah. Kepala madrasah dengan guru berusaha membina hubungan yang baik dengan semua guru karena kepala madrasah tidak bisa bekerja sendiri, kepala madrasah membina hubungan langsung dengan guru dengan memberikan arahan dan menawarkan beberapa inovasi kepada guru demi perbaikan kualitas pembelajaran yang berdampak langsung kepada kinerja guru. Upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru dilihat dari beberapa hal yaitu pelatihan-pelatihan, MGMP, workshop, seminar, kedisiplinan serta komunikasi dan interaksi.
Komunikasi kepala madrasah dengan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, terjadi upaya mewujudkan komunikasi yang efektif. Kepala madrasah sebagai pemimpin berupaya memahami berbagai penyampaian informasi baik sebagai masukan ataupun kritikan. Komunikasi terjadi secara dua arah. Pola komunikasi dari kepala madrasah pada umumnya bersifat kekeluargaan. Alur penyampaian informasi berlangsung dua arah. Media komunikasi yang digunakan oleh kepala madrasah ialah : rapat dinas, surat edaran, papan data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang disampaikan secara lisan.


DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Amirullah Haris, Pengantar Manajemen ,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Suranto AW. Komunikasi Interpersonal, Yogjakarta: Graha Ilmu.
A. Supratiknya, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antar Pribadi, Yogjakarta: Kanisius,2009.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti,2003.
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia (Tangerang: Kharisma Publishing Group, 2001), h. 252
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Grasindo, 2008.
M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007.
Danang Seta Kusuma “Komunikasi antar pribadi” dalam http://id.wikipedia.org/wiki/proses
Erliana Hasan, Komunikasi Pemerintahan, Bandung: PT. Refika Aditama, 2005.
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
S. Djuarsa Senjaya, Teori Komunikasi, Jakarta :Universitas Terbuka, 1994.
Ahmad Syaiful H, “ Proses Komunikasi Interpesonal Antar Pekerja Seks Di KabKediri”, Tahun 2011.
Devito, Joseph A, The Interpersonal Communication Book, New York: Harper Collins College Publishers, 1995.



[1] Budiyono, Amirullah Haris, Pengantar Manajemen ,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004. h. 20

[2] Suranto AW. Komunikasi Interpersonal (Yogjakarta: Graha Ilmu), h.3.
[3] A. Supratiknya, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antar Pribadi (Yogjakarta: Kanisius,2009), h. 30.
[4] Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti,2003), h. 59-60
[5] Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia (Tangerang: Kharisma Publishing Group, 2001), h. 252
[6] Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Grasindo, 2008),h. 35.
[7] M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h. 32.
[8] Devito, Komunikasi antar,..., h. 252.
[9] Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi,(Bandung : PT. Citra Aditya Bakti), h. 31.
[10] Danang Seta Kusuma “Komunikasi antar pribadi” dalam http://id.wikipedia.org/wiki/proses
[11] Erliana Hasan, Komunikasi Pemerintahan (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.20.
[12] Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 15.
[13] S. Djuarsa Senjaya, Teori Komunikasi (Jakarta :Universitas Terbuka, 1994), h. 228.
[14] Suranto AW. Komunikasi Interpersonal,..., h. 16.
[15] Ahmad Syaiful H, “ Proses Komunikasi Interpesonal Antar Pekerja Seks Di KabKediri”, Skripsi, Tahun 2011, h. 36
[16] Wiryanto, Pengantar,...,.h.36.
[17] Suranto AW. Komunikasi Interpersonal,..., h.82-84.