PELAKSANAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KEPALA MADRASAH DENGAN
TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
DALAM MENCIPTAKAN IKLIM KERJA
MAS AL HIKMAH TEBINGTINGGI
Oleh:Suasana
Nikmat Ginting
BAB I
I.
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Fungsi manajemen pendidikan sebagai suatu karakteristik yang
khas dari pendidikan muncul dari kebutuhan untuk memberi arah kepada
perkembangan dan operasi sistem pendidikan formal. Hal ini dikarenakan
manajemen pendidikan merupakan suatu sistem pendidikan yang menyatukan
unsur-unsur pendidikan hingga tersusun secara sistematis, sehingga memiliki
relasi antara satu dengan lainnya. Proses yang akan menyatukan unsur-unsur
pendidikan disebut juga dengan fungsi manajemen organik. Menurut Siagian,
secara umum terdiri dari perencanaan (planning), penggerakan (actuating),
pengawasan (controlling). Fungsi perencanaan pendidikan memegang peranan
yang cukup signifikan dalam suatu lembaga pendidikan. Perencanan akan
melancarkan proses belajar-mengajar dengan mengefisienkan aktifitas pendidikan
dalam mencapai sasaran yang diinginkan.
Perencanaan pendidikan memiliki cakupan yang luas.
Perencanaan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Karena
jika tidak terjadi kesesuaian (balance) antara kebutuhan dan persediaan
akan mengakibatkan pengangguran kelas tinggi. Artinya perencanaan pendidikan
merupakan suatu keharusan dan yang pertama dilakukan dalam mengelola lembaga
pendidikan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Perencanaan yang merupakan
arah dalam pencapaian tujuan pendidikan tidak bisa dibiarkan begitu saja, namun
harus diaplikasikan secara nyata melalui aktifitas individu. Dalam manajemen
pendidikan disebut dengan istilah penggerakan (actuating).
Tenaga kependidikan meliputi kepala madrasah/madrasah,
pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga
kebersihan.
Kepala madrasah, guru dan tenga tenaga kependidikan perlu
mengembangkan sikap keterbukaan dan saling menghargai dan hal ini dapat dicapai
apabila ada komunikasi yang baik, ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang
tidak menyenangkan kedua belah pihak.
Dengan demikan pimpinan harus dapat menciptakan iklim
komunikasi yang menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk
menyatakan ide, saran pendapat dan perasaan mereka dalam pengambilan keputusan.
Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi
dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dan
kesalahpahaman yang ada sehingga akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja
bawahannya.
Menurut Budiyono, komunikasi intern merupakan komunikasi
antar personel yang ada dalam organisasi harus senantiasa di kembangkan, baik
oleh kepala madrasah maupun oleh para guru dan personel lainnya. Arus
komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal (vertical
communication) dan komunikasi horizontal (horizontal communication).[1]
Menurut Ronald, menjelaskan arus komunikasi vertikal (vertical
communicatoin) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan diantara level
sebuah hirarki yaitu kebawah (downward communication) dan ke atas (upward
communication). Komunikasi kebawah (downward communication) berlangsung
ketika atasan pada suatu organisasi mengirimkan pesan kepada bawahannya dalam
penelitian ini yaitu dari kepala madrasah yang menyampaikan pesan kepada guru.
Arus komunikasi keatas (upward communication) terjadi ketika bawahan
mengirimkan pesan kepada atasannya, yaitu guru kepada kepala madrasah yang
berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab kerja. Sedangkan, arus komunikasi
horizontal merupakan pengiriman dan penerimaan pesan diantara individu dalam
level yang sama dalam sebuah hirarki. Komunikasi horizontal (horizontal
communication) berlangsung di antara para bawahan yang memiliki kedudukan
yang setara yaitu sesama guru dan staf lainnya.
Komunikasi yang terlihat di MAS AL
Hikmah Tebingtinggi sangat kuat dengan muatan kekeluargaan. Sebab, komunikasi
interpersonal yang dilakukan Kepala Sekolah Heni Istiyawati kepada guru dan
tenaga pendidik lainnya seperti orang tua dengan anak.
Di dalam aktifitas kesehariannya, Kepala
sekolah begitu dekat seperti tiada jarak dengan seluruh guru dan tenaga
kependidikan. Walupun komunikasi begitu kekeluargaan, tetap saja Kepala Sekolah
MAS Al Hikmah menjalankan komunikasi secara formal dengan mereka dalam hal- hal
tertentu, seperti, dengan melakukan komunikasi dengan surat menyurat saat ada
rapat atau kegatan dan diskusi lainnya. Denga demikian peneliti melihat komunikasi
formal dan komunikasi kekeluargaan dilakukan dalam menjalankan kepemimpinannya.
B. Fokus
Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang masalah, dapat dilihat fokus
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana komunikasi yang
dilakukan Kepsek MAS Al Hikmah Tebingtinggi dengan para guru- guru (pendidik) dan
kependidikan dalam menciptakan iklim kerja.
2. Bagaimana komunikasi interpersonal antara Kepsek dengan guru- guru dan tenaga kependidikan
dalam menciptakan iklim kerja yang ada di
MAS Al Hikmah Tebingtinggi.
3.
Bagaimana komunikasi yang
dilakukan Kepsek dengan para guru dan tenaga kependidikan dalam menciptakan
iklim kerja di MAS Alhikmah
Tebingtinggi.
D.
Perumusan Masalah
Untuk
mempermudah pembahasan, peneliti menyusun beberapa rumusan masalah dalam
penyusunan mini riset ini, rumusan tersebut diantaranya:
1. Bagaimana komunikasi yang dilakukan Kepsek MAS Al Hikmah Tebingtinggi
dengan para guru- guru (pendidik) dan kependidikan dalam menciptakan
iklim kerja.
2. Bagaimana komunikasi interpersonal antara Kepsek dengan guru- guru dan tenaga kependidikan
dalam menciptakan iklim kerja yang ada di MAS Al Hikmah
Tebingtinggi.
3. Bagaimana komunikasi yang dilakukan Kepsek dengan para guru dan tenaga
kependidikan dalam menciptakan iklim kerja di
MAS Alhikmah Tebingtinggi.
E. Tujuan
Penelitian
Peneliti
menyusun penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mendeskripsikan permasalah komunikasi
interpersonal Kepsek dengan guru- guru di MAS Alhikmah Tebingtinggi.
2.
Untuk mendeskripsikan bagaimana komunikasi interpersonal
Kepsek dengan guru- guru di MAS Alhikmah Tebingtinggi.
3.
Untuk mendeskripsikan
akibat dari komunikasi interpersonal Kepsek dengan guru- guru di MAS Alhikmah
Tebingtinggi.
4. Untuk mendeskripsikan solusi jika ada permasalahan dalam komunikasi interpersonal
Kepsek dengan guru- guru di MAS Alhikmah Tebingtinggi.
F.
Manfaat Penelitian
Peneliti
berharap penelitiant ini bisa memeberikan manfaat baik bagi penyusun khususnya
dan juga pembaca pada umumnya, diantaranya:
1.
Untuk menambah wawasan tentang komunikasi
interpersonal dengan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi.
2. Dapat mempelajari bagaimana komunkasi interpersonal antara Kepsek dengan
guru- guru di MAS
Al Hikmah Tebingtinggui.
3.
Dapat mengetahui bagaimana
Komunikasi ineterpersonal
Kepsek dengan pendidik dan tenaga pendidik dalam menciptakan iklim kerja.
BAB II
II. Kajian Teori
1.
Komunikasi antar pribadi
a.
Pengertian Komunikasi antar pribadi
Meskipun
komunikasi antar pribadi merupakan kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan
sehari-hari , namun tidak mudah memberikan definisi yang dapat diterima semua
pihak. Sebagaimana layaknya konsep-konsep dalam ilmu lainnya, komunikasi antar
pribadi juga mempunyai banyak definisi sesuai dengan persepsi para ahli-ahli
komunikasi yang memberikan batasan penelitian.
Littlejohn
memberikan definisi komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
adalah komunikasi antara individu-individu. Sedangkan Agus M Hardjana
mengatakan komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan
penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Pendapat
senada dikemukakan oleh Deddy Mulyana bahwa komunikasi interpersonal atau
komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka,
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.[2]
Menurut
Johnson, secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang
baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Setiap bentuk
tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan bentuk
komunikasi. Sedangkan secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang
dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk
mempengaruhi tingkah laku sipenerima.[3]
Joseph
A. Devito mengartikan the process of sending and receiving messages between
two person, or among a small group of persons, with some effect and some
immediate feedback.(komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil
orangorang dengan beberapa umpan balik seketika )[4]
Bochner, komunikasi antar pribadi merupakan proses penyampaian pesan oleh satu
orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.[5]
Everett
M. Rogers mengartikan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari
mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.[6]
Komunikasi
antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik
yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui
medium).[7]
Cappela,
komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang
atau yang mempunyai hubungan yang mantab dan jelas.[8]
Dibandingkan
dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antar pribadi dinilai
paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku
komunikan, sebab komunikasi berlangsung secara tatap muka. Oleh karena
komunikator
dengan komunikan itu saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi;
pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika komunikator
menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback).
Komunikator dapat mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan
yang dilontarkan komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan
komunikan menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan tadi bisa dimengerti oleh
komunikan atau sesuai yang diinginkan komunikator, maka komunikator dapat
mempertahankan gaya komunikasinya, sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif,
maka
komunikator
dapat mengubah gaya komunikasinya sampai komunikasi tersebut berhasil.[9]
Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian
pesan antara dua orang atau kelompok kecil secara langsung baik itu pesan
verbal maupun non verbal sehingga mendapatkan feedback secara langsung.
b. Proses
komunikasi antar pribadi
Secara
bahasa proses dapat diartikan sebagai sebuah urutan pelaksanaan atau kejadian
yang terjadi secara alami atau didesain dan biasanya menggunakan waktu, ruang,
keahlian atau sumber daya lainnya sehingga menghasilkan suatu hasil. Suatu
proses dapat dikenali oleh perubahan yang diciptakan terdapat sifat-sifat dari
satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.[10]
Menurut uncaid (1987) proses adalah suatu perubahan
atau rangkaian tindakan suatu peristiwa selama beberapa waktu dan yang neuju
suatu hasil tertentu. Proses merupakan rangkaian tindakan maupun pembuatan
serta pengolahan yang menghasilkan sesuatu. Jadi apabila suatu perbuatan mulai
dari awal sampai berakhirnya suatu tindakan sehinggan membuahkan hasil.
Apabila
komunikasi dipandang sebagai proses, maka menurut Sunarjo (1983) komunikasi
sebagai suatu proses dapat menggambarkan suatu peristiwa atau perubahan yang
susul menyusul, terus menerus dan karenanya komunikasi itu tumbuh, berubah,
berganti, bergerak sampai akhir zaman.
Dalam
komunikasi proses komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses
komunikasi primer dan sekunder. Proses komunikasi primer adalah proses
penyampaian fikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media.[11]
Biasanya proses komunikasi ini dilakukan dalam bentuk antar pribadi yang
melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, komunikator mengirim pesan kepada
komunikan . Disini komunikator menjadi Encoder (pengirim) dan komunikan
menjadi Decoder (penerima). Akan tetapi komunikasi antar pribadi
bersifat dialogisme, maka terjadilah pertukaran pesan, dimana komunikator
menjadi Decoder (penerima) sementara komunikan menjadi Encoder (pengirim.).
dalam komuniaksi antar pribadi, karena situasinya adalah tatap muka (face to
face communication) berbeda dengan komunikasi bermedia, dimana umpan balik
tertunda (delayed feedback).[12]
Dalam
komunikasi bahasa disebut lambang verbal (verbalsymbol) sedangkan
lambang-lambang yang bukan bahasa dinamakan lambang non verbal (non verbal
symbol). Komunikasi verbal sendiri terdiri dari bahasa lisan (spoken
word) dan bahsa tertulis (written word) sedangkan komunikasi non verbal diantaranya meliputi
nada suara (tone of voice), desah (sighs), jeritan (screams),
kualitas vokal (vocal qualities), isyarat (gesture), gerakan (movement),
penampilan (appearance), dan ekspresi wajah (facial expression)[13]
Proses
komunikasi primer telah dipaparkan diatas. Kemudian proses komunikasi sekunder
yang merupakan bagian kedua dari proses komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Dalam hal
ini biasanya lebih dikenal dengan sebutan komunikasi bermedia.
c. Fungsi
komunikasi antar pribadi
Alo
liliweri menyebutkan bahwa fungsi komunikasi antar pribadi terdiri atas:
1.
Fungsi sosial
secara otomatis mempunyai fungsi sosial karena proses komunikasi beroperasi
dalam konteks sosial yang orangorangnya berinteraksi satu sama lain. Adapun
aspek-aspek yangterkandung dalam fungsi sosial komunikasi antar pribadi adalah:
a.
Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis dan psikologis.
b.
Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.
c.
Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik.
d.
Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri sendiri.
e.
Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.
2.
Fungsi
pengambilan keputusan
Banyak
dari keputusan yang sering diambil manusia dilakukan dengan berkomunikasi
karena mendengar pendapat, saran, pengalaman, gagasan, pikiran maupun perasaan
orang lain. Pengambilan keputusan meliputi:
·
Manusia
berkomunikasi untuk membagi informasi.
·
Manusia
berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain.
Komunikasi
interpersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan suatu action oriented ,
ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuam tertentu. Tujuan komunikasi
interpersonal itu bermacam-macam diantaranya dipaparkan berikut ini:
·
Mengungkapkan perhatian
kepada orang lain
Salah
satu tujuan komunikasi adalah untuk mengungkapkan perhatian kepada orang lain.
Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum,
melambaikan tangan, membungkukkan badan, menanyakan kabar kesehatan partner
komunikasinya, dan sebagainya.
Pada
prinsipnya komunikasi interpersonal hanya dimaksudkan untuk menunjukkan adanya
perhatian kepada orang lain, dan untuk menghindari kesan dari orang lain
sebagai pribadi yang tertutup, dingin dan cuek.
·
Menemukan diri
sendiri
Artinya,
seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena ingin mengetahui dan
mengenalikarakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain.
·
Menemukan dunia
luar
Dengan
komunikasi interpersonal diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai
informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan aktual.
·
Membangun dan
memelihara hubungan yang harmonis
Sebagai
makhluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah
membentuk dan memelihara hubungan yang baik dengan orang lain.
·
Mempengaruhi
sikap dan tingkah laku
Komunikasi
interpersonal adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu atau mengubah sikap. Pendapat, atau perilaku baik secara
langsung maupun tidak langsung (dengan menggunakan media). Dalam prinsip
komunikasi,ketika pihak komunikan menerima pesan atau informasi, berarti
komunikan telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi. Sebab pada dasarnya,
komunikasi adalah sebuah fenomena, sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan
memberi makna pada situasi kehidupan manusia,
termasuk
memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap.
·
Mencari
kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
Ada
kalanya, seseorang melakukan komunikasi interpersonal sekedar mencari
kesenangan atau hiburan.
·
Menghilangkan
kerugian akibat salah komunikasi
Komunikasi
interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi (mis
communication) dan salah interpretasi (mis interpretation) yang
terjadi antar sumber dan penerima pesan. Karena dengan komunikasi interpersonal
dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang
rawan menimbulkan kesalahan interpretasi.
·
Memberikan
bantuan (konseling)
Ahli-ahli
kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal
dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya.
d.
Karakteristik komunikasi antar pribadi
Komunikasi
interpersonal, merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup
tinggi dalam kehidupan seharihari. Apabila diamati dan dikomparasikan dengan
jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan ciri-ciri komunikasi
interpersonal, antara lain: arus pesan dua arah, suasana informal, mupan balik
segera, peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, dan peserta komunikasi
mengirim dan menerima pesan secara smultan dan spontan, baik secara verbal
maupun non verbal.
Sementara
itu Judy C. Pearson (S. Djuarsa Sendjaja, 2002:2.1) menyebutkan enam karakteristik
komunikasi interpersonal, yaitu:[14]
·
Komunikasi
interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self).
Artinya
bahwa segala bentuk proses penafsiran pesanmaupun penilaian mengenai orang
lain, berangkat dari diri sendiri.
·
Komunikasi
interpersonal bersifat transaksional. Ciri komunikasi seperti ini terlihat dari
kenyataan bahwa komunikasi interpersonal bersifat dinamis, merupakan pertukaran
pesan secara timbal balik dan berkelanjutan.
·
Komunikasi
interpersonal menyangkut aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Maksudnya
bahwa efektivitas komunikasi interpersonal tidak hanya ditentukan oleh kualitas
pesan, melainkan juga ditentukan kadar hubungan antar individu.
·
Komunikasi
interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antar pihak-pihak yang berkomunikasi.
Dengan kata lain, komunikasi interpersonal akan lebih efektif manakala antar
pihak-pihak yang berkomunikasi itu saling bertatap muka.
·
Komunikasi
interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang berkomunikasi saling
tergantung satu sama lainnya (interdependensi). Hal ini
mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan ranah emosi, sehingga
terdapat saling ketergantungan emosional diantara pihakpihak yang
berkomunikasi.
·
Komunikasi
interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang. Artinya, ketika seseorang
sudah terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain, maka ucapan itu sudah
tidak dapat diubah atau diulang, karena sudah terlanjur diterima oleh
komunikan. Ibaratnya seperti anak panah yang sudah terlepas dari busurnya,
sudah tidak dapat ditarik lagi. Memang kalau seseorang terlanjur melakukan salah
ucap, orang tersebut dapat meminta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak
berarti menghapus apa yang sudah diucapkan.
Hubungan
interpersonal yang efektif Komunikasi
interpersonal dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan , pesan ditindaklanjuti dengan
sebuah perbuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dan dapat meningkatkan
kualitas hubungan antarpribadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
Berdasarkan
definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan
efektif, apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu: (1) pesan yang dapat
diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud oleh komunikator (2)
ditindak lanjuti dengan perbuatan secara
sukarela (3) meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.[15]
Adapun
menurut Komar (2000) efektifitas komunikasi antar pribadi mempunyai lima ciri,
sebagai berikut:[16]
1)
Keterbukaan (Openess).
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam
menghadapi hubungan antar pribadi.
2)
Empaty (Empaty).
Merasakan apa yang dirasakan orang lain.
3)
Dukungan (Supportiveness).
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung secara efektif.
4)
Rasa positif (Positiviness).
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif
berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi
yang efektif.
5)
Kesetaraan (Equality).
Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Keefektifan
komunikasi interpersonal dapat pula dijelaskan dari perspektif The 5
Inevitable Laws of Effective Communication atau lima hukum komunikasi
efektif . Lima hukum itu meliputi:[17]
1.
Respect
Hukum
pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalah respect,
ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang
disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama
dalam berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prisipnya manusia
ingin dihargai dan dianggap penting.
Bahkan
jika harus mengkritik atau memarahi seseorang,lakukan dengan penuh respek
terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika komunikasi dibangun dengan
rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka akan terbangun kerjasama
yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan kualitas hubungan antar
manusia.
2.
Empathy
Empathy (empati) adalah kemampuan untuk menempatkan
diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
3.
Audible
Makna
dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Jika empati berarti harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang disampaikan
dapat diterima oleh penerima pesan.
4.
Clarity
Selain
bahwa pesan harus dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait
dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan
multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan
dan transparasi.
5.
Humble
Hukum ke
lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati
yang dimiliki.
Jika
komunikasi yang dibangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang
efektif ini, maka dapat menjadi seorang komunikator yang handal, dapat menyampaikan
pesan dengan cara yang sesuai dengan keadaan komunikan.
Komunikasi
yang tidak mempertimbangkan keadaan komunikan, akan menghasilkan komunikasi
yang arogan, satu arah, dan seringkali menjengkelkan orang lain.
BAB III
Temuan dan Hasil Penelitian
A. Temuan Umum
1. Sejarah MAS Al Hikmah Tebingtinggi
Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Al Hikmah
Tebingtinggi yang baru saja berdiri sejak tanggal 19 Januari 2017, berlokasi di
Jalan Gatot Subroto Km 3 No3 Kota Tebingtinggi ini, merupakan bagian dari
rencana yang sudah terprogram sejak lama dari pihak Yayasan H. Marapinta
Harahap. Sebab, berdasarkan data di daerah Tebingtinggi masih minim sekolah
Aliyah, sehingga kehadiran MAS Alhikmah Tebingtinggi yang beridiri di atas
tanah seluas 2500 M2, Luas Bangunan
: 1000 M2 ini, bisa
menyahuti kepentingan pendidikan agama Islam di daerah Kota Tebingtinggi.
Selain itu, pendirian MAS Alhikmah
Tebingtinggi denga NSM 131212760006 ini didasar oleh keinginan yayasan
memiliki jenjang pendidikan dari tingkat yang terendah hingga perguruan tinggi.
Dengan demikian, masyarakat di Tebingtinggi tidak lagi ada kesulitan
menyekolahkan anaknya dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi. Sebab,di
Al Hikmah sudah ada sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Diharapkan juga masyarakat
Tebingtinggi tidak lagi kesulitan dalam pembiayaan sekolah anak mereka ke luar
kota seperti Medan dan lainnya.
Sudah menjadi pengetahuan umum, jika
menyekolahkan anak mereka ke luar kota, itu memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Selain biaya studi, anak mereka secara terpaksa
harus membayar uang kos, dan biaya lainnya. Didasari inilah, kehadiran sekolah MAS
Alhikmah di Tebingtinggi dapat menyahuti kebutuhan masyarakat dalam bidang
pendidikan.
MAS Alhikmah Tebingtinggi memiliki Visi dan Misi sebagaimana Madrasah
lainnya. Adapun Visi MAS Alhikmah Teingtinggi adalah
“Membentuk
pemimpin berjiwa enterprenur berilmu yang imaniyah, beramal yang ilmiah dan
senantiasa mencari ridho-Nya.
Selanjutnya, MAS Alhikmah Tebingtinggi memiliki misi dalam mewujudkan visi
di atas yaitu; Membina SDM untuk menjadi pemimpin yang berjiwa enterpernur,
rofesional,shaleh dan shaleha, melaksanakan pendidikan berbasisi islam dengan
pendekatan kepada kehidupan nyata (pendidikan membumi ), Melaksanakan syiar Islam
dengan cara mengimplentasikan dalam kehidupan
sehari-hari, membentuk system pendidikan berbasis kompotensi dalam
rangka pembentukan manusia seutuhnya.
2. Struktur Organisasi
MAS Alhikmah Tebingtinggi memiliki
struktur organisasi sebagai berikut:
Kepala Sekolah MAS Alhikmah Tebingtinggi dipimpin oleh Heni Istiyatiwati,
S,Pd.i dibantu oleh Wakil kepala sekolah dibidang Kurikulum Dwi
Aprilliyanti,S.Pd.I, bidang Kesiswaan Suswanto SPd dan Bendahara Nur Azizah. Selain itu, kepala sekolah
dibantu oleh Kepala Tata Usaha Angga Ramadani.
3. Guru, Pegawai dan Siswa
Berdasarkan
data yang peneliti dapatkan maka dibawah ini dapat dilihat data guru, pegawai
dan tentang kesiswaan.
Pendidik/Guru
1) Jumlah
Semua Pendidik / Guru:
Pendidik Terakhir
|
PNS/ Tetap
|
Honor
|
DPK
|
PTT
|
Jumlah Total (orang)
|
Pasca
Sarjana ( S2 – S3)
|
|||||
a. Kependidikan
|
7
|
7
|
|||
b. Non Kependidikan
|
|||||
Strata
satu ( S1)
|
|||||
Sarmud
/ D3 dan lebih rendah
|
2
|
2
|
|||
Jumlah Guru
|
9
|
9
|
Mata Pelajaran
|
JUMLAH GURU
|
Jumlah Jam Tatap Muka
|
||||
Seluruh nya
|
Pendidikan
|
Jurusan
< S1
|
||||
> S1
|
< S2
|
Sesuai
|
Tidak Sesuai
|
|||
1.
Pendidikan Agama Islam
|
||||||
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
2.
PPKN
|
1
|
ü
|
||||
3.
Bhs. Indonesia
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
4.
Bhs. Arab
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
5.
Bhs. Inggris
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
6.
Matematika
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
7.
Fisika
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
8.
Biologi
|
1
|
ü
|
||||
9.
Kimia
|
1
|
ü
|
||||
10.
Geografi
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
11.
Sejarah
|
1
|
ü
|
||||
12.
Sosiologi
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
13.
Ekonomi
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
14.
Sejarah Indonesia
|
1
|
ü
|
||||
15.
Seni Budaya
|
1
|
ü
|
||||
16.
Penjasorkes
|
1
|
ü
|
||||
17.
Prakarya
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
18.
Prakarya dan Kewirausahaan
|
1
|
ü
|
ü
|
|||
19.
|
||||||
20.
|
||||||
21.
|
||||||
22.
|
||||||
Jumlah Guru
|
18
|
2) Jumlah
Pendidik / Guru Setiap Mata Pelajaran :
Tenaga Kependidikan :
Jumlah
Tenaga Kependidikan
Pendidikan Terakhir
|
PNS
Tenaga Tetap
|
Tenaga
Honor
|
Tenaga
DPK
|
Jumlah
Total
( Orang)
|
Pasca
Sarjana ( S2 – S3)
|
||||
Sarjana
Strata Satu ( S1)
|
7
|
7
|
||
Sarmud
/ D3
|
||||
SLTA
|
2
|
2
|
||
SLTP
dan SD
|
||||
Jumlah Semua Tenaga
|
9
|
9
|
Bidang
Tugas
|
Nama
& No. Telp. Rumah / HP
|
Pendidikan
dan Jurusan
|
Masa
Kerja Dalam Jabatan
|
a Tenaga Administrasi :
|
1 Dina
Lestari
|
Sedang
Kuliah
|
2 bulan
|
2
|
|||
3
|
|||
b Petugas Perpustakaan :
|
1Yosi
Pratiwi Tanjung
|
S2
|
2 bulan
|
2
|
|||
c Petugas Laboratorium :
|
1
|
||
2
|
|||
d Petugas Keamanan
|
1
Zulkifli Sidabalok
|
SMA
|
2 bulan
|
( Satpam )
|
|||
2
|
|||
e Petugas Kebersihan
|
1 Efendi
Simamora
|
SMA
|
2 bulan
|
2
|
|||
f Supir
|
1
|
||
2
|
g pesuruh
|
1
|
||
2
|
|||
3
|
|||
Kesiswaan :
Jumlah
Siswa Tahun Pelajaran 2017/2018 :
MTs.
|
Kelas 10
|
Kelas 11
|
Kelas 12
|
Total
|
||||||
Lk
|
Pr
|
Jlh
|
Lk
|
Pr
|
Jlh
|
Lk
|
Pr
|
Jlh
|
||
3
|
5
|
8
|
8
|
4. Sarpras
SARANA DAN
PRASARANA
Sarana
Belajar :
No
|
Jenis Sarana Belajar
|
Jumlah Ruang
|
Luas Ruangan
|
Baik
|
Kurang Baik
|
Tidak Ada
|
1.
|
Ruang
Belajar
|
3
|
8x8m
|
|||
2.
|
Ruang
Perpustakaan
|
1
|
3x8m
|
|||
3.
|
Ruang
Laboratorium
|
|||||
a. IPA
|
||||||
b. Bahasa
|
||||||
c. Komputer
|
||||||
4.
|
Ruang Kesenian
|
|||||
5.
|
Ruang Media/Ruang Audio Visual
|
|||||
6.
|
Rumah Kaca/Green House
|
|||||
7.
|
Ruang Olah Raga
|
|||||
8.
|
Lapangan Olah Raga
|
1
|
||||
9.
|
Masjid / Mushalla
|
1
|
4x8m
|
Keadaan Sumber
Belajar :
No
|
Jenis Sumber Belajar
|
Kuantitas
|
Kondisi
|
|||
Cukup
|
Kurang
|
Tidak Ada
|
Baik
|
Kurang Baik
|
||
1.
|
Buku
Perpustakaan :
|
|||||
a. Fiksi
|
ü
|
ü
|
||||
b. Non Fiksi
|
ü
|
ü
|
||||
c. Referensi
|
ü
|
ü
|
||||
2.
|
Alat
Peraga / Alat Bantu Pembelajaran :
|
|||||
a. Matematika
|
ü
|
ü
|
||||
b. IPA
|
ü
|
ü
|
||||
c. IPS
|
ü
|
ü
|
||||
d. Bahasa
|
ü
|
ü
|
||||
e. Fiqih
|
ü
|
ü
|
||||
f.
|
||||||
g.
|
||||||
3.
|
Alat Praktek :
|
|||||
a. Kesenia
|
||||||
b. Keterampilan
|
ü
|
ü
|
||||
c. Penjasokes
|
ü
|
ü
|
||||
d.
|
||||||
4.
|
Media Pendidikan :
|
|||||
a. LCD
|
||||||
b. Audio Player / Radio
|
ü
|
|||||
c. Video Player / Televisi
|
ü
|
|||||
d. Komputer untuk Pembelajaran
|
ü
|
|||||
e. Papan Display / Majalah
Dinding
|
ü
|
|||||
f.
|
||||||
5.
|
Software
|
|||||
a. Kaset Pembelajaran
|
ü
|
|||||
b. VCD Pembelajaran
|
ü
|
|||||
c.
|
Sarana /
Ruang Penunjang
NO
|
Jenis Sarana
|
Ada Kondisi
|
Tidak Ada
|
Keterangan
|
|
Baik
|
Kurang Baik
|
||||
01
|
Ruang
Kepala Madrasah
|
ü
|
|||
02
|
Ruang
Wakil Kepala Madrasah
|
ü
|
|||
03
|
Ruang
Guru
|
ü
|
|||
04
|
Ruang
Tata Usaha
|
ü
|
|||
05
|
Ruang
Bimbingan Konseling
|
ü
|
|||
06
|
Ruang
OSIS
|
ü
|
|||
07
|
Ruang
Komite Madrasah
|
ü
|
|||
08
|
Ruang
Aula / Ruang Serba Guna
|
ü
|
|||
09
|
Ruang
UKS
|
ü
|
|||
10
|
Ruang
Ibadah / Masjid / Mushall
|
ü
|
|||
11
|
Ruang
Satpam
|
ü
|
|||
12
|
Lapangan
Upacara
|
ü
|
|||
13
|
Ruang
Tamu
|
ü
|
|||
14
|
Ruang
Koperasi
|
ü
|
|||
15
|
Kantin
|
ü
|
|||
16
|
Toilet
/ WC :
|
ü
|
|||
a. guru laki-laki : 1
Unit
|
ü
|
||||
b. guru wanita : 1 Unit
|
ü
|
||||
c. siswa lakilaki : 2 Unit
|
ü
|
||||
d. siswa wanita : 2 Unit
|
ü
|
Prasarana
NO
|
Jenis Prasarana
|
Keberadaan
|
Fungsi
|
||
Ada
|
Tidak Ada
|
Baik
|
Tidak Baik
|
||
1
|
Instalasi
Air
|
ü
|
ü
|
||
2
|
Jaringan
Listrik
|
ü
|
ü
|
||
3
|
Arus
Listrik Daya : 3500 Volt / Amper
|
ü
|
ü
|
||
4
|
Jaringan
Telepon
|
ü
|
ü
|
||
5
|
Internet
|
ü
|
ü
|
||
6
|
Akses
Jalan
|
ü
|
ü
|
||
7
|
Pagar
Madrasah
|
ü
|
ü
|
B. Temuan Khusus
Kota Tebingtinggi memiliki jumlah
madrasah aliyah negeri sebanyak 1 madrasah dan madrasah aliyah swasta sebanyak 6 madrasah, Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
memiliki jumlah siswa sebanyak 265 siswa yang terdistribusikan pada 7 ruangan
kelas. Madrasah Aliyah Swasta (MAS) yang ada di kota Tebingtinggi antara lain,
yaitu MAS Al-Hasyimiyah
Tebing Tinggi yang
terletak di jalan Jalan Danau Singkrak Lk.
3, Pabatu, Kec. Padang Hulu Kota Tebing Tinggi memiliki siswa berjumlah 78 siswa yang terdistribusikan pada
3 ruangan kelas, MA Swasta Bustanul Ulum GUPPI yang terletak di JL. Deblod Sundoro NO.64B, Deblod Sundoro, Kec.
Padang Hilir Kota Tebing Tinggi memiliki berjumlah 92 siswa
yang terdistribusikan pada 3 ruangan kelas, MA Swasta Percontohan Jl. Tuanku Imam Bonjol NO 16A, Tambangan, Kec.
Padang Hilir Kota Tebing Tinggi memiliki siswa berjumlah 117
siswa yang terdistribusikan pada 3 ruangan kelas, MA Swasta Al-Jamiyatul
Washliyah JL. 13 Desember No.3, Rambung, Kec. Tebing Tinggi
Kota Kota Tebing Tinggi memiliki siswa berjumlah 38
siswa yang terdistribusikan pada 3 ruangan kelas, MA Swasta Raudhatul Islamiyah (RIS) Jalan Rao NO. 08 Tebing
Tinggi, Pasar Baru, Kec. Tebing Tinggi Kota Kota Tebing Tinggi memiliki siswa berjumlah 51 siswa yang terdistribusikan pada
3 ruangan kelas, kemudian MAS Al Hikmah Tebingtinggi memiliki siswa berjumlah
40 siswa yang terdistriusikan pada 1 ruangan kelas.
Secara umum ada dua sasaran utama pelaksanaan komunikasi kepala
madrasah dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan di MAS Al
Hikmah Tebingtinggi; Pertama, pelaksanaan komunikasi kepala madrasah dalam
menerapkan dan mensosialisasikan peraturan-peraturan, yang terejawantahkan
dalam tata tertib dan berjalannya peraturan yang ada. Kedua, peningkatan
kinerja guru dan tenaga kependidikan dalam proses ini guru diberikan
kegiatan-kegiatan yang mendukung profesionalitas guru begitu juga dengan tenaga
kependidikan. Kinerja guru dan tenaga kependidikan dapat tercermin dari
prestasi siswa yang telah dicapai di bidang akademik dan non akademik.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif
atau disebut penelitian naturalistik, dimana data pada penelitian jenis ini
didasarkan pada peristiwa–peristiwa yang terjadi secara alamiah, dilakukan
dalam situasi yang wajar tanpa dipengaruhi dengan sengaja oleh peneliti.
Penelitian deskriptif kualitatif ini sangat tepat terhadap
hal yang diteliti dengan tujuan agar mendapat gambaran yang jelas tentang
deskripsi pelaksanaan komunikasi inter personal kepala madrasah dengan tenaga
pendidik dan kependidikan dalam iklim kerja MAS Al Hikmah Tebingtinggi.
C.
Pembahasan
Setelah melakukan pemaparan data-data yang telah diungkapkan
baik berdasarkan wawancara observasi dan kajian dokumen dalam penelitian ini,
berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat di formulasikan temuan
penelitian ini berdasarkan fokus penelitian sebagaimana berikut:
Temuan pertama: bahwa komunikasi kepala madrasah dengan
yayasan dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan di MAS Al
Hikmah Tebingtinggi dilakukan secara berkesinambungan. Kepala madrasah dalam
proses komunikasinya dengan yayasan dalam melakukan kegiatan peningkatan
kinerja guru dan tenaga kependidikan memiliki dua kegiatan yaitu pada tahapan
perencanaan sumber daya manusia dan juga program kerja sekolah. Pada kegiatan
sumber daya manusia khususnya proses rekruitmen guru dan tenaga kependidikan
maka hal yang lazim terjadi di sekolah ini bahwa semua guru dan tenaga
kependidikan di kontrak dalam bekerja selama 1 tahun terkecuali unsur pimpinan
dan kepala madrasah. Jadi kegiatan ini selalu dimulai dengan proses pembukaan
lowongan kerja kembali oleh yayasan pada libur akhir tahun pembelajaran. Ketika
pembukaan lowongan pekerjaan itu, maka dimulailah prosses komunikasi diantara kepala
madrasah, dimana pihak yayasan melakukan pengiriman surat kepada kepala
madrasah untuk mensosialisasikan proses pembukaan lamaran.
Surat edaran lowongan
kerja itu lengkap dengan posisi jabatan yang akan diterima. Adapun kegiatan ini
memang merupakan kebijaksanaan dan juga peraturan yang telah ditetapkan oleh
yayasan. Setelah proses ini terjadi, maka pada tahapan berikutnya terjadi
komunikasi yang intens diantara mereka, bentuk komunikasi itu berupa surat
maupun dalam kegiatan rapat-rapat. Sedang tema yang terjalin pada tahapan ini
yaitu yayasan meminta penilaian tentang kinerja para guru dan juga tenaga
kependidikan selama satu tahun terakhir, adapun permintaan ini dilandasi oleh
pemikiran bahwa yang tahu bagaimana kinerja mereka adalah kepala madrasah,
sehingga sebelum proses penerimaan maka dimintalah pendapat kepala madrasah
serta peta formasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan dari hal ini maka kepala madrasah berperan aktif
dalam memperhatikan kinerja guru dan tenaga kependidikan disekolah ini.
Kelemahan dan kelebihan guru dan tenaga kependidikan, kemudian laporan tersebut
akan menjadi pertimbangan yayasan dan jika perlu maka mereka akan mengajak kepala
madrasah untuk berdiskusi. Kemudian pada tahapan penilaian ini, sembari
dibukanya lamaran penerimaan guru dan tenaga kependidikan oleh yayasan, maka
setelah dilakukan tahapan konfirmasi, maka keputusan perekrutan ini berada di
tangan yayasan sambil mempertimbangkan penilaian yang diberikan oleh kepala
madrasah. Penilaian itu muara akhirnya adalah tentang guru dan tenaga
kependidikan yang tidak sesuai dan juga tidak memiliki semangat kerja yang baik
tidak akan direkrut untuk tahun depan, tetapi kalau yang bagus akan tetap
dipertahankan.
Menurut analisa penulis maka kegiatan komunikasi dalam hal
perekrutan bertujuan agar para guru dan tenaga kependidikan tetap etos kerja
yang baik serta memiliki niat untuk terus meningkatkan kinerja mereka secara
terus menerus. Proses kegiatan komunikasi diantara kepala madrasah dengan
yayasan ini memiliki arti dalam peningkatan kinerja guru dan tenaga
kependidikan karena kepala madrasah memiliki peran dalam proses perekrutan
dengan memberi penilaian kinerja mereka, sehingga para guru dan tenaga
kependidikan itu tidak akan main-main dalam bekerja, karena usia kerja mereka
hanya tetap berumur satu tahun, dan kalau mereka ingin tetap dipakai oleh
yayasan mereka akan memiliki kinerja yang bagus. Sedang dalam hal program kerja
kepala madrasah memiliki komunikasi yang baik dengan yayasan sehingga usulan
program kerja dalam hal peningkatan kinerjja guru dan tenaga kependidkan juga
telah terjalin dengan baik, sedang kalau ada penolakan hanya dikarenakan sudat
pandang yang berbeda namun usulan itu tetap dibahas. Walaupun begitu, hal utama
yang di tunjukkan dalam proses ini adalah kepala madrasah dengan yayasan tetap
memiliki persepsi yang sama dalam peningkatan kinerja guru dan tenaga kependidkan.
Karena usulan tentang pelatihan selalu disetujui oleh yayasan.
Dalam hal perencanaan untuk meningkatkan kinerja guru dan
tenaga kependidikan ini Allah Swt, berfirman Q.S Ath Thaariq:
ßÏ.r&ur #Yøx. ÇÊÏÈ
16. dan akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.
Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Mahally dan
Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr asy-Syuyuti dalam kitab Tafsir Jalalain memberikan
penjelasan tentang ayat ini bahwasahnya diperlukan sebuah tahapan atau perencanaan
dari hal-hal yang mereka tidak mengetahui. Dalam hal ini masa yang akan datang
adalah sesuatu yang misterius dan ghaib, tidak ada yang mengetahui besok
akan lebih baik dari hari ini atau hari ini lebih baik dari kemaren, melainkan
diperlukan langkah-langkah atau suatu acuan yang disebut sebagai rencana.
Dalam Surat Al-A’raf Ayat 183:
Í?øBé&ur öNßgs9 4 cÎ) Ïøx. îûüÏGtB ÇÊÑÌÈ
183. dan aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya
rencana-Ku Amat teguh.
Ayat-ayat di atas memberikan gambaran bahwa pentingnya sebuah
perencanaan dalam setiap lini kehidupan, bahkan dalam sebuah ungkapan dikatakan
bahwa kebaikan yang tidak direncanakan secara baik akan mampu dikalahkan oleh
sebuah kebathilan yang terencana. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ibn
Katsir dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim.
Ayat tersebut merupakan suatu hal yang sangat prinsipil yang
tidak boleh ditawar dalam proses perencanaan pendidikan, agar tujuan yang ingin
dicapai dapat tercapai dengan sempurna. Di samping itu pula, intisari ayat
tersebut merupakan suatu “pembeda” antara manajemen secara umum dengan
manajemen dalam perspektif Islam yang sarat dengan nilai.
Temuan kedua : bahwa komunikasi inter personal kepala
madrasah dengan tenaga pendidik dan kependidikan dalam iklim kerja MAS Al
Hikmah Tebingtinggi, kepala madrasah menyadari tanggung jawabnya sebagai
pimpinan agar mampu menciptakan suasana yang kondusif dan menciptakan budaya
kerja yang komunikatif, maksudnya jika ada masalah harus dibicarakan secara
bersama-sama dengan staf pimpinan dan perangkat lainnya. Dalam komunikasi
dengan staf pimpinan kepala madrasah menekankan agar para wakilnya bisa
memotivasi guru dan tenaga kependidikan dapat bekerja dengan inovatif karena
sekolah memiliki keterbatasan kemampuan, sehingga guru dan juga tenaga
kependidikan bisa memanfaatkan fasilitas yang ada semaksimal mungkin agar mutu
pendidikan bisa meningkat.
Kepala madrasah memiliki dua orang staf pimpinan, yaitu
bidang kurikulum dan kesiswaan. Untuk mendapatkan suasana kerja yang kondusif
dan budaya kerja yang komunikatif kepala sekolah selalu memberikan motivasi
kepada staf pimpinan, diharapkan kedua staf pimpinan tersebut dapat bersinerji
dan saling bekerja sama dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga
kependidikan, sehingga dengan motivasi ini diharapkan agar tujuan pendidikan
dapat tercapai.
Kemudian motivasi yang disampaikan kepala madrasah kepada
guru, agar guru mengembangkan kemampuan profesi seperti mengikuti pelatihan,
sertifikasi guru, meningkatkan pendidikan, mencari beasiswa dan memberikan
kepada guru kebebasan untuk dapat meningkatkan potensi dirinya. Sehingga guru
yang mau mengembangkan pengetahuan dan potensi dirinya, akan didukung penuh
oleh kepala madrasah karena guru tersebut sudah turut dalam memajukan
perkembangan dunia pendidikan kedepannya.
Maksud dan tujuan kepala madrasah dalam memotivasi tersebut
bertujuan untuk kemajuan dan juga rasa kebersamaan yang ditanamkan dapat
menimbulkan rasa kekeluargaan yang akan berdampak positif bagi kinerja guru.
Selain itu apabila guru memahami arti masing-masing tanggungjawab mereka maka
sekolah MAS Al Hikmah Tebingtinggi akan
mengalami masa keemasan, dengan pengertian bahwa sekolah ini akan memiliki
guru-guru yang mempunyai kinerja tinggi serta berpengetahuan dan berwawasan
yang luas untuk mendukung dalam kegiatan proses pendidikan.
Menurut analisa penulis maka, kegiatan komunikasi kepala
madrasah dengan guru, yaitu tentang penegakan disiplin dan memberikan motivasi
bagi guru. Kedisiplinan perlu untuk ditanamkan bagi guru-guru, guru yang
memiliki disiplin tinggi maka akan memiliki kinerja yang tinggi pula, karena
seorang yang disiplin akan selalu melakukan pekerjaannya dengan cermat, teliti,
dan dengan hati yang senang. Sehingga suasana kerja akan tertib nyaman dan
kondusif, selain itu ketegasan dari seorang pemimpin dibutuhkan dalam
menegakkan kedisiplinan. Kepala madrasah harus bertindak tegas dalam setiap
pelanggaran yang dilakukan guru, karena apabila setiap pelanggaran yang
dilakukan tidak mendapat perhatian serius maka kedisiplinan yang diharapkan
berjalan dengan baik kemungkinan tidak akan berjalan dengan baik. Sedang dalam
hal memberikan motivasi, kepala madrasah selalu memberikan motivasi pada saat
rapat-rapat dan setiap kesempatan yang ada. Komunikasi yang digunakan dalam hal
ini berupa memberikan nasihat, memberikan dukungan untuk guru agar mau
mengembangkan potensi diri dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendukung
dalam meningkatkan kinerja guru.
Temuan keempat: bahwa komunikasi kepala madrasah dengan
tenaga kependidikan dalam meningkatkkan kinerja tenaga kependidikan di MAS Al
Hikmah Tebingtinggi, kepala madrasah menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan
tenaga kependidikan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi adalah bagian tata usaha
beserta stafnya, bagian keamanan sekolah dan juga bagian perpustakaan. Di MAS
Al Hikmah Tebingtinggi tenaga kependidikan dalam menjalankan tugas haruslah
bersifat pelayanan, karena tenaga kependidikan itu merupakan pelayan disekolah
agar para guru bisa bekerja dengan baik. Selanjutnya kepala madrasah sangat
memprioritaskan administrasi yang harus dikelola dengan cermat, dan tidak boleh
bersikap sepele dengan masalah sekecil apapun tentang administrasi. Beliau juga
menekankan bahwa keberhasilan dari sebuah pendidikan bermula dari keberhasilan
administrasi yang dikelola dengan cermat dan teliti, untuk mempermudah hal itu kepala
madrasah menyediakan dua orang tenaga operator untuk membantu pekerjaan tenaga
kependidikan.
Jenis-jenis administrasi yang menjadi tanggung jawab kerja
tenaga kependidikan yaitu, administrasi kesiswaan, administrasi keuangan,
administrasi ketenagaan segala urusan surat menyurat dan juga semua sarana dan
prasarana yang perlu diinventariskan. Kepala madrasah juga menekankan kesiapan
dari tenaga kependidikan untuk bisa bekerja sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, sehingga apabila surat atau data yang dibutuhkan dapat selesai
tepat pada waktunya, dan diarsipkan dengan baik sebagai pertinggal.
Kemudian untuk proses kegiatan kerja tenaga akademik kepala
madrasah mewajibkan tenaga kependidikan di MAS Al Hikmah Tebingtinggi untuk
mampu dan dapat mengoperasikan program Microsoft Word, Microsoft Excel,
Microsoft Powerpoint dan Adobe Photoshop, agar tenaga kependidikan
lebih mudah dalam melakukan kegiatan kerjanya apabila mampu mengoperasikan
program-program tersebut dengan baik. Bagi tenaga kependidikan yang belum bisa
mengoperasikan program-program tersebut kepala madrasah memaksa mereka untuk
belajar bagaimana cara mengoperasikan program-program tersebut. Penguasaan
program-program komputer tersebut sangat penting untuk di kuasai agar dapat
membantu kinerja tenaga kependidikan, sehingga hal itu menjadi prioritas bagi kepala
madrasah yang ditekankan pada tenaga kependidikan. Selanjutnya kepala madrasah
menerapkan pola agar tenaga kependidikan bisa menguasai program-program
tersebut, kepala madrasah memerintahkan kepala tata usaha untuk menguasai
program-program itu kemudian baru mengajari para stafnya. Pelajaran yang
diberikan kepala tata usaha minimal dasar-dasar cara mengoperasikan program
tersebut, selebihnya mereka mendalami program tersebut dari tutorial yang
banyak beredar di internet. Dalam hal ini proses komunikasi yang terjadi
terlihat sangat baik, kepala madrasah dan kepala tata usaha memiliki persepsi
yang sama dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Dengan mampunya
tenaga kependidikan menguasai program-program komputer tersebut sangat
berdampak positif bagi kinerja mereka, selain itu lingkungan yang berisifat
kekeluargaan dan gotong royong tercermin dari sikap kepala tata usaha yang
bersedia untuk memberikan pelajaran tentang program komputer tersebut bagi
bawahannya.
Selanjutnya tentang tanggung jawab kerja penjaga keamanan MAS
Al Hikmah Tebingtinggi, penjaga keamanan memiliki tanggung jawab yang besar
dalam keamanan dan kondusifnya lingkungan sekolah. Dalam hal ini kepala
madrasah selalu melakukan komunikasi dengan penjaga keamanaan tentang apa yang
harus diprioritaskan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, kepala madrasah
menekankan bahwa keamanan sekolah sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan,
begitu juga dengan keamanan siswa. Siswa tidak boleh sembarangan keluar dari
gerbang pagar terkecuali memiliki izin dari guru yang sedang piket, setelah
memiliki izin baru boleh untuk keluar gerbang. Kemudian penegakan disiplin bagi
siswa merupakan sebagian tanggung jawab petugas keamanan dan guru piket. Setiap
siswa yang melakukan pelanggaran dan kedapatan oleh petugas keamanan maka akan
diserahkan kepada guru piket untuk diproses sesuai dengan kesalahannya.
Selanjutnya tentang tugas dan tanggung jawab tenaga
pustakawan, komunikasi kepala madrasah dalam hal ini menyampaikan bahwa seorang
tenaga pustakawan harus mampu untuk mengoperasikan program-program Microsoft
Word, Microsoft Excel dan Microsoft Powerpoint. Apabila tenaga
pustakawan belum menguasai program komputer tersebut, maka tenaga pustakawan
itu harus belajar untuk dapat menguasai program-program tersebut. Untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan kepala madrasah memang mewajibkan
seluruh tenaga kependidikan untuk menguasai program-program komputer tersebut,
agar dapat menunjang kinerjanya selaku tenaga kependidikan. Karena tenaga
kependidikan merupakan motor utama dari keberhasilan sebuah lembaga pendidikan
sehingga baik dan profesional nya kinerja tenaga kependidikan akan berdampak
pada keberhasilan MAS Al Hikmah Tebingtinggi dalam mengelola proses pendidikan.
Tenaga kependidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan proses belajar
mengajar di MAS Al Hikmah Tebingtinggi, kepala madrasah juga menekankan bahwa
mereka harus memiliki rasa tanggung jawab dan berdedikasi tinggi dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Kemudian untuk keberhasilan proses kerja tenaga kependidikan
mereka harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, sehingga mereka akan
melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati dan teliti. Apa bila ada tenaga
kependidikan yang tidak menyelesaikan pekerjaannya maka kepala madrasah akan
memaksa untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut walau harus lembur hingga malam
hari. Karena seluruh pekerjaan administrasi sekolah adalah tanggung jawab dari
tenaga kependidikan, terkadang pekerjaan administrasi tersebut memiliki batas
waktu penyerahan karena itu harus dapat diselesaikan sebelum jatuh batas
waktunya. Sehingga keberhasilan dan kesuksesan tenaga kependidikan dalam
melakukan pekerjaan administrasi yang rumit dan berliku-liku itu semua tidak
terlepas dari kinerja tenaga kependidikan tersebut. Selain itu semua
keberhasilan dari tenaga kependidikan dalam menjalankan proses kerjanya tidak
terlepas dari komunikasi yang dilakukan kepala madrasah dalam memotivasi dan
memberikan dukungan agar tenaga kependidikan dapat mengembangkan potensi
dirinya.
Menurut analisa penulis kegiatan komunikasi kepala madrasah
dengan tenaga kependidikan berlangsung sesuai dengan yang harapan dan tujuan,
karena kepala madrasah turut serta dan mengikut sertakan kepala tata usaha
dalam proses meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pendelegasian tugas dan
tanggung jawab dikomunikasikan dengan baik dan jelas sehingga tenaga
kependidikan faham dan mengerti akan tugas dan tanggung jawab mereka selaku
tenaga kependidikan. Rasa tanggung jawab yang besar dan rasa kekeluargaan
tercermin dari sikap dan proses tenaga kependidikan melayani semua administrasi
di sekolah MAS Al Hikmah Tebingtinggi. Dedikasi yang tinggi juga tercermin dari
petugas keamanan yang selalu sigap dalam menjaga ketertiban dan kemanan
lingkungan sekolah, begitu juga dengan tenaga pustakawan yang mampu mengerjakan
seluruh beban kerja dan tanggung jawabnya dengan dedikasi yang tinggi. Hal ini
semua dapat berjalan dengan baik karena komunikasi yang dilakukan oleh kepala
madrasah dengan tenaga kependidikan berjalan dengan baik dan bersifat
kekeluargaan, sehingga tenaga kependidikan selalu merasa di ayomi. Ini
tercermin dari sikap tenaga kependidikan yang selalu ramah dan sopan dalam
menjalankan tugasnya dan pada saat melayani guru yang membutuhkan bantuan
masalah administrasi.
BAB IV
III.
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi kepala madrasah dengan yayasan dalam meningkatkan kinerja guru dan
tenaga kependidikan, yakni membuka komunikasi dua arah dalam mendelegasikan
tugas. Dalam proses program kerja demi meningkatkan kinerja guru dan tenaga
kependidikan maka nampaklah komunikasi yang dilakukan oleh kepala madrasah dan
yayasan memiliki pertimbangan yang berbeda. Kepala madrasah sering melalui
pertimbangan kebutuhan, namun pengurus yayasan mem- pertimbangkan masalah finansial, tetapi dalam hal komunikasi
sudah terjalin dengan baik karena pertimbangan yang diberikan sering dengan
alasan yang logis.
Komunikasi kepala madrasah dengan staf pimpinan dalam
meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan yakni merencanakan kegiatan
sekolah demi mencapai visi misi sekolah. Kegiatan sekolah adalah kegiatan
bersama, sehingga rencana kegiatan sekolah yang ada merupakan hasil rumusan
bersama dibawah kepemimpinan kepala madrasah, rencana kegiatan ini dilaksanakan
secara bersama dan dengan penuh kesadaran untuk mewujudkan terciptanya
keefektifan kerja.
Komunikasi kepala madrasah dengan guru dalam meningkatkan kinerja
guru, yakni membangun komunikasi dengan melakukan pendekatan secara
kekeluargaan dan memberikan pemahaman kepada guru akan tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan. Kepala madrasah menjalin hubungan yang cukup baik dengan
guru. Pada setiap rapat, kepala madrasah menyampaikan motivasi dan beberapa
kegiatan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan dukungan dari guru, dan
meminta masukan dari guru demi mewujudkan program kegiatan sekolah. Kepala
madrasah dengan guru berusaha membina hubungan yang baik dengan semua guru
karena kepala madrasah tidak bisa bekerja sendiri, kepala madrasah membina hubungan
langsung dengan guru dengan memberikan arahan dan menawarkan beberapa inovasi
kepada guru demi perbaikan kualitas pembelajaran yang berdampak langsung kepada
kinerja guru. Upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja
guru dilihat dari beberapa hal yaitu pelatihan-pelatihan, MGMP, workshop,
seminar, kedisiplinan serta komunikasi dan interaksi.
Komunikasi kepala madrasah dengan tenaga kependidikan dalam
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, terjadi upaya mewujudkan komunikasi
yang efektif. Kepala madrasah sebagai pemimpin berupaya memahami berbagai
penyampaian informasi baik sebagai masukan ataupun kritikan. Komunikasi terjadi
secara dua arah. Pola komunikasi dari kepala madrasah pada umumnya bersifat
kekeluargaan. Alur penyampaian informasi berlangsung dua arah. Media komunikasi
yang digunakan oleh kepala madrasah ialah : rapat dinas, surat edaran, papan
data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang disampaikan secara lisan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, Amirullah Haris, Pengantar
Manajemen ,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Suranto
AW. Komunikasi Interpersonal, Yogjakarta:
Graha Ilmu.
A. Supratiknya, Tinjauan Psikologis
Komunikasi Antar Pribadi, Yogjakarta:
Kanisius,2009.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti,2003.
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia (Tangerang:
Kharisma Publishing Group, 2001), h. 252
Wiryanto,
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:
PT. Grasindo, 2008.
M.
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007.
Danang Seta Kusuma “Komunikasi antar pribadi”
dalam http://id.wikipedia.org/wiki/proses
Erliana
Hasan, Komunikasi Pemerintahan, Bandung:
PT. Refika Aditama, 2005.
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
S.
Djuarsa Senjaya, Teori Komunikasi, Jakarta :Universitas Terbuka, 1994.
Ahmad Syaiful H, “ Proses Komunikasi
Interpesonal Antar Pekerja Seks Di KabKediri”, Tahun 2011.
Devito, Joseph A, The
Interpersonal Communication Book, New York: Harper Collins College
Publishers, 1995.
[2] Suranto
AW. Komunikasi Interpersonal (Yogjakarta: Graha Ilmu), h.3.
[3] A.
Supratiknya, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antar Pribadi (Yogjakarta:
Kanisius,2009), h. 30.
[4] Onong
Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung : PT.
Citra Aditya Bhakti,2003), h. 59-60
[5] Joseph
A. Devito, Komunikasi Antar Manusia (Tangerang: Kharisma Publishing
Group, 2001), h. 252
[6]
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Grasindo, 2008),h. 35.
[7] M.
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h. 32.
[8] Devito,
Komunikasi antar,..., h. 252.
[9] Onong
Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi,(Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti), h. 31.
[10] Danang
Seta Kusuma “Komunikasi antar pribadi” dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/proses
[11] Erliana
Hasan, Komunikasi Pemerintahan (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005),
h.20.
[12] Onong
Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 15.
[13] S.
Djuarsa Senjaya, Teori Komunikasi (Jakarta :Universitas Terbuka, 1994),
h. 228.
[14] Suranto
AW. Komunikasi Interpersonal,..., h. 16.
[15] Ahmad
Syaiful H, “ Proses Komunikasi Interpesonal Antar Pekerja Seks Di KabKediri”, Skripsi,
Tahun 2011, h. 36
[16]
Wiryanto, Pengantar,...,.h.36.
[17] Suranto
AW. Komunikasi Interpersonal,..., h.82-84.